Laporan wartawan Pos Belitung, Disa Aryandi
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG -- Tim relawan pencarian dua korban tenggelamnya kapal Tongkang Sumber Mas-22, Rabu (16/12/2015) sekitar pukul 10.00 WIB, menemukan satu orang korban.
Korban tersebut diketemukan tersangkut di balik peti kemas, yang telah terpisah dari tubuh tongkang tersebut.
Jasad korban diketemukan di dasar laut, sekitar lebih kurang 25 meter ke dalam laut.
Posisi korban ketika pertama kali terlihat oleh empat relawan penyelam dari organisasi Crona bernama Abdul Salam, Dodi, Bucoi, dan Suhendi (Libanon).
Kala itu, jasad korban pada posisi berdiri dan bagian tangan korban tersangkut di sebuah tiang kecil.
Ketika ditemukan kondisi tubuh korban sudah membengkang, dan bagian muka jasad tersebut telah rusak.
Korban saat itu hanya menggunakan celana dalam berwarna hijau gelap.
"Jadi dia (korban) saat itu terjebak di balik peti kemas itu. Tangannya tersangkut di tiang, dan posisi tubuh berdiri," kata Abdul Salam, relawan yang menemukan kepada Posbelitung.com, Rabu (16/12/2015).
Letak dari tubuh kapal Tongkang yang memiliki kapasitas Grosstone (GT) 256 itu, telah bergeser dari titik koordinat 03.17.46".S, 107.14.24.E perairan Pulau Sumedang, Kecamatan Membalong.
Pergeseran itu diperkirakan sejuah 100 meter dari awal Anak Buah Kapal (ABK) mengambil titik koordinat tersebut.
"Kalau jarak korbannya dari tongkang itu, hanya sekitar tiga meter. Kami juga ketika melakukan pencarian, dibantu dengan menggunakan radar. Radar itu kami pinjam dari nelayan," ujarnya.
Pencarian terhadap jasad korban tersebut, tim relawan penyelam yang dikoordinir oleh Danpos TNI AL Mendanau Tanjungpandan, Kapten (P) Laut Salam itu, harus menentang nyawa.
Pasalnya kondisi kederasan arus bawah laut ketika itu mencapai dua knot.
"Itu lah kendala kami, cuma memang lumayan cukup aman dan beresiko untuk penyelaman. Tapi ya itu tadi, kami melakukan ini, karena ada panggilan jiwa dan sebatas ingin membantu," ujarnya.
Di dasar laut itu, tim relawan ini melihat langsung kondisi kapal tongkang Sumber Mas-22 ini, sudah porak poranda.
Bagian peti kemas dan crane yang semula diyakini menyatu dengan tubuh kapal tongkang itu, telah terpisah.
"Tubuh tongkang itu dibagian tengah, crane dan peti kemas itu di bagian sisi depan serta belakang kapal tongkang tersebut," ucap penyelam lainnya, Suhendi (Libanon).
Pencarian terhadap korban tersebut semula menggunakan kapal nelayan bernama Intan Permata.
Ikut dalam pencarian itu, dua orang anggota TNI AL Pos Mendanau, tim selam dari Crona, BPBD dan sejumlah nelayan serta rekan korban.
Semula dua korban yang tidak selamat ketika terjadinya peristiwa pada Jumat (11/12) sekitar pukul 00.15 WIB dinihari itu, bernama Dadi Karya warga asal Palembang, dan Toling warga asal Kebumen Jawa Tengah (Jateng).
Kegiatan SAR itu, dilakukan oleh tim relawan tersebut, atas permintaan rekan korban Dadi Karya.
Pasalnya saat itu, rekan korban Dadi Karya menyakini bahwa korban masih berada di dalam kapal tongkang tersebut.
"Kami prinsipnya hanya membantu saja. Soalnya keluarga korban, telah menghubungi kami meminta bantuan untuk mencari korban. Ya kami membantu ini, tidak ada embel apa-apa, murni dari hati," kata Ketua Selam Crona, Inspektur Selam Agustinus.
Jasad dari korban yang diketemukan itu, diangkut oleh relawan ini melalui pelabuhan Tanjung RU, Kecamatan Badau.
Jasad itu, lantas di akut dengan menggunakan mobil jenazah ke kamar mayat Rumah Sakit Marsidi Judono.
"Kita bawa dulu ke rumah sakit, memastikan bahwa korban ini atas nama korban itu (Dadi Karya). Sekaligus diketemukan dengan pihak keluarga, apa mau dimakamkan disini (Tanjungpandan) atau gimana nanti," kata Kapten (P) Laut Salam kepada Pos Belitung.
TNI AL, kata dia, melakukan kegiatan SAR tersebut secara langsung atas perintah Danlanal Bangka Belitung (Babel), Letkol Laut (P) Teguh Gunawan.
Perintah itu muncul, lanjut dia, lantaran dua korban berikut dengan kapalnya saat itu belum diketemukan.
"Alhamdulillah hari ini ketemu. Ini berkat kerjasama kawan-kawan, dan kami juga mengucapkan kepada rekan-rekan yang sudah membantu," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapal Tongkang Sumber Mas--22 ini tenggelam diperairan Pulau Sumedang, Kecamatan Membalong, Jumat (11/12) sekitar pukul 00.15 WIB dinihari.
Kapal Tongkang berkapasitas Grosstone (GT) 256 itu, semula ditarik oleh Tugboat KPP-08 bercat kuning putih.
Kapal Tongkang itu, tenggelam pada titik koordinat 03 17 46" S, 107 14 24 E, atau sekitar dua mill dari Pulau Sumedang.
Keperluan kapal Tongkang ini berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) itu, untuk memasang Navigasi atau rambu-rambu pelayaran.
Tongkang ini semula bertolak dari Pelabuhan Pilang sejak Selasa (8/12) sekitar pukul 09.00 WIB pagi, dan sempat memasang lampu Navigasi diseputaran Pulau Buntar.
Kamis (10/12) sekitar pukul 15.00 WIB, lantas para awak kapal itu langsung berangkat menuju Perairan Pulau Sumedang, dan tiba pada Pukul 21.00 WIB. Sebelum terjadinya peristiwa naas itu, terlebih dahulu lima orang ABK dan satu orang Kapten Kapal itu memutuskan untuk berlabu.
Selain Kapten kapal Tagboat KKP-08 bernama Junaidi (56), warga asal Kuta Batu RT 08/03 Ilir Timur II Palembang, saat itu berada di kapal itu, terdapat dua orang ABK lainnya bernama Marmo (46) warga Gang Sentosa 16 Ulu Plaju Palembang, dan Usni.
Namun untuk ABK yang berada di Kapal Tongkang, yaitu bernama Sabar (51), warga Perumnas Lembung Gajah, Palembang, Karya warga asal Palembang, dan Toling warga asal Kebumen Jawa Tengah (Jateng).
Ketiga ABK kapal Tongkang ini sempat melompat kelaut, lantaran kondisi sudah tidak memungkinkan.
Dari tiga orang kapal itu, satu diantaranya korban selamat yaitu bernama Sabar. (*)