Pihak sekolah juga tengah melakukan pembangunan mushola sekolah, baru pondasi yang dikerjakan dengan banyaknya air yang masuk membuat pengerjaannya terganggu.
Selain itu jika terus ada aliran air yang cukup deras di bawah bangunan sekolah, dikhawatirkan akan merusak pondasi bangunan yang telah berdiri sekitar 30 tahun ini.
Karena bangunan yang sudah tua, khawatir bangunan sekolah akan rubuh jika terus dibiarkan air sungai mengalir lahan sekolah.
Pihak sekolah meminta pihak yang terkait untuk membuatkan pintu air, sehingga air bisa dikendalikan dan tidak seluruhnya masuk ke lahan sekolah.
Selain itu juga perlu dibuatkan saluran air yang lebih panjang kebelakang hingga air tidak masuk ke sekolah.
"Buatkan pintu air, agar pembangunan saluran tidak merugikan pihak sekolah karena air yang mengalir dari sungai tabalong tidaklah sedikit," ungkapnya.
Dengan adanya pintu air, jika debit sungai sudah tinggi dan akan meluber ke jalan barulah pintu air bisa dibuka.
Terpisah Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Maliki mengatakan saluran air yang dibangun oleh balai jalan dari pemerintah pusat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir di jalan nasional yang baru saja diaspal.
Dengan adanya dampak kepada pihak sekolah, diharapkan pihak sekolah atau aparat desa setempat membuat proposal untuk pembangunan pintu air di saluran tersebut.
Untuk pembuatan pintu air memang bisa dilakukan oleh dinas pekerjaan umum HSU, namun karena belum masuk ke perencanaan pembangunan di tahun 2016 maka Maliki menambahkan berencana untuk memasukkan ke pembangunan 2017.
"Untuk membuat pintu air memerlukan anggaran sekitar Rp 200 juta, akan kami Usulkan di 2017," ungkapnya.
Menyinggung mengenai langkah pihak sekolah untuk menutup pintu air tersebut, Maliki tidak mempermasalahkan hanya saja penutupan saluran air jangan dilakukan secara permanen.