Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWS.COM, PAMIJAHAN - Markas Ahmad Musadek, nabi palsu yang dianggap sebagai utusan Tuhan di Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Kampung Cimudal, RT. 3/9, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, tidak lagi dihuni.
Sebuah villa di kawasan wisata Salah Endah, berwana cokelat gading, tampak sepi.
Cukup sulit menemukan tempat yang menjadi persembunyian gerkan Al-Qiyadada Al Islamiah pada tahun 2004.
Dua jam perjalanan dari pusat Kota Bogor, menuju ke arah Leuwiliang.
Tempatnya ada di 300 meter dari sisi jalan.
Jalannya menanjak curam, lebarnya tak kurang dari dua meter, juga bebatuan bekas jalan coran yang rusak, sisi kanan kiri rimbun ditumbuhi pepohonan.
Sebelah kiri jalan, setelah jembatan, ada sebuah pagar yang terbuat dari bambu.
Pekarangan dan sebuah bangunan rumah sederhana yang tampak lebih dulu saat memasukinya.
Rumah itu dihuni oleh seorang warga yang ditugaskan menjaga villa tersebut.
"Dulu memang ini punya Musadek, cuma sekarang sudah pindah tangan," kata penjaga villa, Jaenal (38), kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/01/2016).
Ada empat bangunan di kawasan seluas tiga ribu meter persegi tersebut.
Ada sebuah pendopo dengan meja tebis yang terlipat di dalamnya.
Ada pula pendopo berukuran lebih kecil di sisi pekarangan.
"Pendopo yang dulu dipakai bertapa Musadek sudah tidak ada, kan dibakar sama warga, adanya di pekarangan bawah," kata Jaenal.
Sebuah bangunan utama tingkat dua ada di pojok halaman.
Empat kamar berukuran besar di dalamnya.
Sementara dapur berada terpisah dari bangunan utama.
"Dapur itu baru dibangun sama bos," terangnya.
Ada pula kolam renang tidak berair di bawah bangunan utama.
"Suka dipakai berenang kelompoknya Musadek kalau waktu dulu mah," katanya.
Saat ini villa tersebut sudah dimiliki oleh seorang pengusaha asal Jakarta.
"Bos mah jarang ke sini, sudah empat tahun tidak ke sini, cuma sopirnya saja yang rutin setiap bulan nganterin gaji saja," ujarnya. (*)