Menurut Prof Dr Hardinsyah MS, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor, mengganti air rebusan mi instan tidak diperlukan.
Ia menjelaskan, pada beberapa mi instan di Indonesia, tepung terigunya sudah mengandung asam folat yang baik untuk tubuh.
Nah, asam folat itu justru larut dalam air, sehingga jika dibuang otomatis kita tidak mendapatkan asam folat tersebut.
2. Tubuh memerlukan waktu beberapa hari untuk mencerna mi instan
Prof Dr Hardinsyah membantah mitos tersebut.
Menurutnya, jika tubuh terasa berenergi setelah makan, berarti makanan tersebut diolah dengan baik oleh tubuh.
Sebaliknya, jika setelah makan malah merasa lemas, berarti makanan tersebut tidak bisa dicerna dengan baik.
Ia menambahkan, setelah makan mi instan, tubuh akan merasa berenergi, yang berarti mi instan dapat langsung diolah oleh tubuh.
3. Makan nasi dengan mi instan. Baik atau tidak?
Jawabannya adalah tidak baik.
Penjelasannya, nasi dan mi instan sama-sama karbohidrat.
Prof Dr Hardinsyah menyarankan untuk meragamkan asupan makanan.
Misalnya, mengonsumsi mi instan dengan telur dan sayur untuk menyeimbangkan asupan protein dan vitamin.