TRIBUNNEWS.COM -- Sekjen Konfederasi Sepak Bola Uni Eropa, Gianni Infantino, terpilih menjadi presiden baru FIFA periode 2016-2019, menggantikan Sepp Blatter.
Infantino mendapatkan 115 suara, sementara saingan terberatnya, Sheikh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa, hanya mendapatkan 88 suara, dalam pemilihan putaran kedua.
Pangeran Ali bin Al-Hussein meraih empat suara, sementara Jerome Champagne nol suara.
Menurut aturan pemilihan presiden, kandidat yang memenangi mayoritas (lebih dari 50 persen suara) di putaran kedua akan dinyatakan sebagai pemenang.
Total ada 207 suara yang diperebutkan kandidat, sehingga jumlah yang dimenangi Infantino dianggap telah memenuhi syarat.
Pemilu harus dilanjutkan ke putaran kedua karena tak ada kandidat yang memenuhi syarat pemenang di putaran pertama, yaitu mendapatkan dua pertiga dari total suara.
"Kita harus bangga terhadap FIFA dan bangga dengan apa yang akan kita lakukan bersama. FIFA telah melewati masa-masa sedih, masa-masa krisis. Masa-masa itu telah berakhir. Kami akan mengembalikan citra FIFA," kata Infantino, dalam sambutannya.
Pria yang sering dianggap sebagai tangan kanan Presiden UEFA yang kini diskors, Michel Platini, itu memikat anggota Kongres ketika ia menyampaikan visi-misinya sebelum pemilihan dalam berbagai bahasa, mulai dari Perancis, Italia, Spanyol, dan Portugis.
Saat berkampanye, Infantino mengunjungi berbagai negara dan telah berkeliling dunia tiga kali pada Oktober lalu.
"Pada 27 Oktober, saya memulai pencalonan saya di Kairo, dan pada Senin kemarin menyelesaikannya di Cape Town," ujarnya ketika menyampaikan visi misi, seperti dilansir CNN.
Dua Putaran
Pemilu FIFA berjalan dua putaran setelah di putaran pertama tidak ada kandidat yang meraih dua pertiga mayoritas suara sebagai syarat bisa dinyatakan menjadi pemenang.
Infantino mendapatkan total 88 suara di putaran pertama, sementara Sheikh Salman 85 suara, Pangeran Ali bin Al-Hussein 27 suara, dan Jerome Champagne tujuh suara.
Tokyo Sexwale yang seharusnya menjadi kandidat kelima telah mengundurkan diri setelah menyampaikan visi-misinya di depan Kongres.
Di pemilu FIFA ini, Sheikh Salman mendapatkan dukungan dari konfederasi Asia (AFC) dan Afrika (CAF).
Sementara itu, Infantino didukung oleh Eropa (UEFA) dan Amerika Selatan (CONMEBOL).
Tentang Infantino:
1. Lahir pada 23 Maret 1970 di Swiss, FIFA akan kembali dipimpin pria kelahiran Swiss (Presiden FIFA sebelumnya, Sepp Blatter, juga lahir di Swiss).
2. Memiliki dua kewarganegaraan Italia dan Swiss.
3. Menguasai lima bahasa (Italia, Prancis, Jerman, Inggris, dan Spanyol).
4. Seorang Pengacara lulusan Universitas Fribourg, Swiss.
5. Mengawali kariernya sebagai Sekretaris Jenderal International Centre for Sports Studies (CIES) Universitas Neuchâtel, Swiss.
6.Telah bergabung dengan UEFA sejak tahun 2000.
7. Menjabat sebagai Sekretaris Jenderal UEFA sejak tahun 2009.
8. Turut menjadi orang yang mengimplementasikan meningkatnya jumlah peserta Piala Eropa (dari 16 jadi 24 negara).
9. Memiliki kebijakan utama yang ingin menambah jumlah peserta Piala Dunia dari 32 menjadi 40 negara. (The Guardian)