Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Syafruddin, warga Gang Maria 2, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Pontianak Barat, memelihara seekor buaya muara di dapur rumahnya.
Sudah sembilan tahun buaya itu menemani hari-harinya. Pantauan tribun, buaya sepanjang dua meter itu ditempatkan dalam kandang berbahan papan dan kawat seluas 1,85 meter x 1,5 meter.
Ia menceritakan buaya itu awalnya ditemukan warga. Suasana kampung gempar. Mereka panik dan ketakutan sehingga memukul buaya dengan benda tumpul.
"Lalu saya keluar, saya tanya ada apa, warga bilang ada buaya. Sewaktu saya lihat, buaya ini sepertinya lemas. Saya bilang jangan pak, ini makhluk kita juga, makhluk ciptaan Tuhan, biar saya yang menangkap, lepaskan," kenangnya.
Ia lantas turun ke parit. Kemudian mengevakuasi buaya ke tempat lebih aman. Keberaniannya itu, membuat Syafruddin dijuluki pawang buaya.
"Ini bukan soal pawang, tapi pakai akallah. Kalau kita pegang bagian atasnya jelas kita aman, tapi kalau kita pegang mulutnya ya ndak aman," ujarnya.
Merasa kasihan, Syafruddin memutuskan memelihara buaya yang saat itu masih sepanjang satu meter. Namun, awalnya ia merasa kesulitan karena buaya peliharannya tak mau makan. Khawatir buaya mati, ia memasukkan makanan langsung ke dalam mulut buaya tersebut.
"Jadi saya belikan usus ayam satu sampai dua kilo, saya masukkan ke dalam mulutnya pakai kayu agar aman," jelasnya.
Kondisi buaya perlahan membaik. Ia terus merawat dan memberi makan hingga tumbuh besar seperti sekarang.
Namun, saat ini ia sedang gundah gulana. Dalam beberapa hari ke depan, ia ke Kuala Lumpur. Ia khawatir saat berada di luar negeri tak ada yang memberi makan buayanya.
Makanya, ia berniat menyerahkan buaya itu kepada pihak terkait untuk dipelihara. Misalnya kebun binatang.(*)