Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Ratino Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Hanya dalam hitungan empat hari, Mursalin peternak ayam petelur di Desa Tatah Jeruju Laut Kecamatan Tatah Makmur, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, harus kehilangan ratusan ekor ayamnya.
Ternak ayam petelur milik Mursalin mati mendadak karena terserang penyakit.
Peternak ayam yang juga merupakan Kepala Desa tatah Jeruju ini mengungkapkan, dirinya belum mengetahui penyakit apa yang telah menyerang ternak ayamnya.
"Awalnya badan ayam panas. Sekitar satu jam kemudian mati. Warna jenggernya berubah menjadi biru," ungkapnya, Selasa (5/4/2016).
Pada hari pertama, ayam yang terserang penyakit hanya satu dua ekor. Kemudian memasuki hari kedua dan ketiga jumlahnya semakin banyak.
"Hari keempat semua habis. Dari 300 ekor ayam milik saya tinggal tersisa satu ekor yang masih hidup dan kondisinya saat ini sangat sehat. Malah masih bertelur," katanya.
Ratusan ayam yang mati kemudian dikumpulkan dan dikuburkan.
Diungkapkan Mursalin, saat awal ayamnya terserang penyakit, dirinya sempat memberikan obat-obatan. Namun upaya tersebut sia-sia.
"Kerugian yang saya alami mencapai Rp 15 juta," katanya.
Dari hasil konsultasi yang dilakukannya dengan dokter hewan dari pabrik bibit ayam langgananya, Mursalin diminta untuk mengosongkan kandang miliknya selama minimal lima bulan.
"Selama bertahun-tahun saya beternak, kejadian ini merupakan yang pertama. Apa jenis pasti penyakit yang menyerang kami juga tidak mengetahuinya," katanya.
Di kawasan Kecamatan Tatah Makmur, bukan hanya mursalin yang harus menderita kerugian karena ternak unggasnya yang mati.
Beberapa peternak lainnya juga mengalami hal yang sama, bahkan dengan jumlah ternak unggas mati jauh lebih banyak dari yang dialami Mursalin. (*)