Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Puluhan peserta dan ratusan pengunjung memadati Gedung Natya Mandala Amphiteather ISI, Denpasar Sabtu (30/4/2016) malam, guna mengikuti "Pagelaran 100 Kebaya Pesona Nusantara.
Puluhan kebaya terlihat begitu memasuki gedung di Lantai dipamerkan dan kebaya tersebut dirancang oleh desainer dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar.
Pagelaran 100 Kebaya Pesona Nusantara diselenggarakan oleh IFC Denpasar yang bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Denpasar.
Pemukulan gong oleh Rektor ISI Denpasar, didampingi Ketua Panitia Dewi Sarjani, Ketua IFC Denpasar Dwi Iskandar, Ketua Dekranasda Denpasar Sally Mantra.
Sebanyak 120 kebaya diperagakan oleh model professional, Ibu-Ibu PKK dan Ibu-Ibu Dharma Wanita di hadapan para tamu undangan dan lainnya.
Rata-rata para desainer membuat dua buah kebaya.
“Ini kali kedua penyelenggaran Pagelaran 100 Kebaya. Mala mini (kemarin) ditampilkan 120 kebaya dari berbagai designer baik pro maupun yang baru,” jelas Dwi Iskandar.
Yang membedakan tahun ini, tentu jumlah peserta yang berasal dari IFC Denpasar, IFC Makasar IFC Bandung dan IFC Jakarta ikut meramaikan acara tahunan tersebut.
Selain mereka ada juga dari mahasiswa ISI Denpasar Prodi Design Mode.
Kedua yakni konsep acara dan tema yang diusung yakni Pesona Nusantara.
Dwi Iskandar menyampaikan jika ingin mengenalkan kebaya dari Bali kepada Mancanegara.
Karena beberapa negara memiliki nilai lebih dari pakaian tradisionalnya yang dikenal.
“Kami ingin menyetarakan kebaya seperti misalnya kalau China memiliki baju Chong San, India memiliki baju Sari. Jadi saya yakin kebaya suatu saat akan lebih dikenal jika membicarakan kebaya itu dari Indonesia,” tambahnya.