News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Video Populer Pekan Ini

Pengakuan Tiga Tersangka Pemerkosa dan Pembunuh Siswi SMA di Lampung Utara

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dedi dan Ari langsung memukul korban menggunakan kayu sengon.

Awalnya, Dedi memukul perutnya. Ari lalu memukul leher korban. Akibat pukulan itu, korban langsung jatuh pingsan.

Saat korban pingsang, secara bergiliran, ketiga tersangka merudapaksa korban.

"Yang pertama setubuhi Dedi, kedua saya, baru yang terakhir Ari," ujarnya.

Sebelum membunuh korban, Budi mengaku sempat bilang kepada kedua rekannya untuk tidak menghabisi nyawa korban.

Namun, perkataan Budi tak dihiraukan Dedi.

Dedi kemudian memukul korban di dada, yang mengakibatkan korban tewas.

"Korban yang sudah mati langsung digotong Dedi dengan Ari, dibawa ke Way Batanghari," jelasnya.

Ari mengakui ingin memiliki ponsel milik korban. Tetapi, ia membantah memiliki keinginan untuk memperkosa korban.

"Saya memang mau ambil ponsel Vina, tapi yang memerkosa duluan Dedi," ujarnya.

Sementara, Dedi menjelaskan, dirinya diajak Ari yang berniat mengambil ponsel dan uang korban.

Saat itu, mereka bertiga mengikuti korban dengan mengendarai motor di dalam perkebunan sawit.

“Di lokasi itu, Ari memukul kepala belakang korban pakai kayu, dan saya memukul dadanya hingga dia (korban) pingsan. Lalu, Ari mengambil ponsel dan uangnya,” katanya.

Saat korban tak sadarkan diri, lanjut Dedi, dirinya timbul hasrat untuk memerkosa korban, dan niatannya itu diikuti kedua rekannya.

“Saya yang pertama memerkosanya, lalu Budi, dan terakhir Ari,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh angkut di pasar.

Usai melampiaskan nafsunya, lanjut Dedi, dia kembali memukul dada korban dengan kayu hingga akhirnya korban meninggal.

“Setelah kami perkosa, korban saya pukul lagi hingga meninggal, lalu kami buang ke sungai,” ujarnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini