Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Warga Lingkugnan V Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea Manado berdemonstrasi di Pengadilan Negeri Manado (PN), Jalan Sam Ratulangi Kecamatan Wenang Manado Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (17/5/2016).
Mereka menolak eksekusi yang akan dilakukan Rabu (18/5/2016).
"Bagaimana kami sementara lakukan perlawanan yang nanti sidangnya tanggal 23 Mei, tapi besok (hari ini) sudah mau dieksekusi," keluh Jemmy Sanger, satu di antara demonstran.
Para demonstran bersikeras ingin bertemu dengan kepala PN Manado Wayan Karya, namun sedang tugas luar.
Mereka pun diterima Humas PN Manado Willem Rompies.
Satu di antara perwakilan demonstran, Alfrits Matindas mengaku surat pemberitahuan pelaksanaan eksekusi yang ia terima dari seorang bocah cacat, keliru.
"Di sini tertulis nama saya tak jelas, begitu juga dengan pekerjaan swasta. Saya pegawai negeri sipil sudah mengabdi 39 tahun dua bulan, ini pelecehan," kata Matindas kepada Rompies.
Matindas mengungkapkan, pada 9 Januari 2002 ia membeli sebidang tanah di Lingkungan V Kelurahan Tingkulu, dari pria inisial EL senilai Rp 30 juta.
Saat melakukan pembangunan rumah, beberapa bulan kemudian datang seorang pria inisial BP yang mengaku lahan tersebut miliknya.
"Kala itu dia tak melarang saya, pembangunan pun tetap dilanjutkan karena sudah saya beli," terang Matindas.
Beberapa tahun kemudian tepatanya 2004, rumahnya selesai dibangun lalu dihuninya bersama keluarga.
Tiba-tiba pada 2006 muncul gugatan BP pada EL yang terus berlanjut hingga kini.
"Anehnya, waktu mau dieksekusi 5 April lalu, menyatakan lahannya seluas 9,6 hektare, ternyata digugatan hanya 9 hektare, kemudian muncul lagi surat eksekusi besok tak ditulis berapa luasnya," kesal pria berprofesi guru ini.
Dalam negosiasi itu, Rompies pun menulis satu-persatu keluhan mereka.
"Yang penting jangan anarkis, harus diselesaikan secara hukum, ini semua ditampung dulu dan akan saya komunikasikan dengan Kepala PN tapi beliau ada di Jakarta, kalau ditelepon agak repot," terang Rompies meredam amarah demonstran.
Para demonstran pun meninggalkan gedung PN Manado, namun belum merasa puas, mereka mengaku hari ini akan berjaga-jaga untuk mencegah eksekusi dilakukan. (*)