News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Meninggal di Pangkuan Ibunya, Bocah Penderita Gizi Buruk Ini Minta Dimandikan

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Reni Kurniawati

TRIBUNNEWS.COM, AMUNTAI - Sultan, bocah penderita gizi buruk dari Desa Murung Asam, Sungai Pandan, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, hari itu tak rewel seperti biasanya. Ia lebih banyak diam dan tiduran di pangkuan sang ibu, Nurlaila.

Anak berusia 4 tahun 5 bulan yang menderita gizi buruk itu berkeringat pada pagi hari. Namun, saat badannya disentuh oleh Nurlaila, terasa dingin. Minggu (29/4/2016) pagi Sultan hanya tiduran setelah diberi makan bubur oleh ibunya.

Sultan yang biasa sulit untuk dimandikan saat itu justru meminta kepada sang ibu untuk dimandikan.

"Sultan minta dimandikan, bau katanya. Setelah itu saya mandikan dan dia tidur. Saat siang dibangunkan untuk makan. Setelah makan Sultan kembali tiduran dan langsung meninggal," ucap Nurlaila kepada BPOST.

Sultan meninggal di pangkuan Nurlaila. Awalnya Nurlaila sempat terkejut dan sama sekali tidak percaya. Setelah memanggil suami dan beberapa orang tetangga, akhirnya Nurlaila baru percaya Sultan sudah meninggal.

Sultan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia kurang suka bermain dengan anak seusianya. Maklum, Sultan juga masih belum mampu berjalan. Kaki dan tangannya kurus. Wajahnya terlihat tua.

Sultan dilahirkan di Arab Saudi dengan kondisi dan berat Badan normal, pada umur dua tahun Sultan dibawa ke Indonesia oleh ibunya.

Sebelumnya, anak lelaki bermata lebar ini bertubuh gemuk, setelah berada di HSU selama lima bulan berat badannya terus menurun.

Sultan tidak mau minum susu yang dijual di pasaran. Nurlaila mengatakan mungkin sudah terbiasa dengan susu yang dijual di Arab Saudi. Setiap kali diberi susu yang dibeli di pasar, Sultan justru muntah atau diare.

Padahal, sebelumnya Sultan suka makan nasi dan lauk seperti biasa. Namun, karena lambungnya tidak bisa mencerna makanan padat akhirnya pihak dari puskesmas melarang memberikan makanan padat.

"Saya sudah ikhlas dan berterimakasih karena selama ini telah dibantu, diberi susu dan roti banyak sekali, rutin diserahkan langsung ke rumah setiap bulan dengan jumlah yang sangat banayak," ungkapnya.

Sebelum meninggal Sultan telah dirawat di RS Pambalah Batung selama 26 hari sejak 1 April hingga 26 April 2016.

Dokter memperbolehkan pulang karena saat itu kondisinya telah membaik. Sultan dirawat karena ada penyakit yang menyertai gizi buruk yaitu diare dan demam.

Saat dirujuk ke rumah sakit, Sultan mengalami diare dalam sehari sekitar 20 kali. Namun, setelah dirawat diruangan khusus Sultan mengalami penyembuhan hingga tidak lagi mengalami diare dan berat badannya mulai bertambah.

Empat hari setelah keluar dari rumah sakit Sultan meninggal. "Seandainya tidak meninggal, Sultan diminta kembali periksa ke Puskesmas, Rabu (1/5/2016) untuk kembali periksa," ujarnya.

Dinas Kesehatan mulai menangani Sultan karena termasuk gizi kurang pada usia 38 bulan dengan berat Badan 6,2 kilogram panjang Badan 72 sentimeter.

Selama ditangani oleh Dinas Kesehatan Sultan diberikan vitamin A, susu formula, makanan pendamping ASI berupa biskuit.

Sebelumnya Sultan telah dirawat di Panti Pemulihan Gizi (PPG) pada Puskesmas Sungai Pandan pada 25 Februari sampai 8 Maret 2015. Mendapatkan rawat jalan pemberian makanan tambahan dan pemulihan hingga Agustus 2015.

Namun Sultan kembali masuk ke rumah sakit pambalah batung pada 16 Desember sampai 27 Desember 2015. Masuk lagi pada 6 Februari sampai 25 Februari 2016.

Saat itu terjadi pulang paksa dari keluarga pasien. Meski begitu, tetap diberi pendampingan.

Ironisnya, Sultan mengalami gizi buruk berulang dengan penyakit penyerta yaitu diare dan kembali dirawat pada 1 April hingga 26 April.

Pertumbuhan Sultan tidak mengalami peningkatan yang berarti, pada 20 maret 2015 berat Badan 7,3 kilogram dengan tinggi 7,3 sentimeter.

Desember 2015 berat Badan 7,8 kilogram dengan tinggi 81 sentimeter. Dan berat Badan terakhir sultan pada 26 April 2016 7,6 kilogram dengan tinggi 81 sentimeter.

Kepala Dinas Kesehatan HSU Isnur Hatta mengatakan sudah dilakukan penanganan kepada Sultan. Setelah ditemukan pada tahun lalu pihak Puskesmas terus melakukan pendampingan dan pemberian makanan pendamping asi dan susu formula.

Penanganan terakhir oleh pihak RS Pambalah Batung karena ada penyakit penyerta yaitu Gastroenteritis (GEA) atau diare serta dehidrasi. Kondisi Sultan drop.

Ia meninggal setelah dinyatakan sembuh penyakit penyerta gizi buruknya. Hal ini kemungkinan terjadi karena kondisi tubuh yang masih belum normal.

"Masalah pascasakit bagi penderita gizi buruk jelas berbeda dengan orang pada umumnya, hal ini tentu perlu dilakukan pembekalan kepada orangtua untuk bisa memberikan penanganan yang tepat," terangnya.

Selain Sultan masih ada tiga pendirita gizi buruk lain di HSU yaitu M. Salimi dan Habiburrahman warga Amuntai utara serta Irma warga Danau Panggang.

Hatta mengakui perlu adanya peningkatan penanggulangan gizi buruk, selama ini dari 13 Puskesmas hanya ada dua puskesmas yang disertai dengan layanan rawat inap.

Idealnya adalah seluruh Puskesmas karena sekaligus berfungsi sebagai fasilitas Panti Pemulihan Gizi (PPG).

Dinas Kesehatan masih terus mengupayakan meski dilakukan secara bertahap karena memerlukan anggaran yang besar dan tenaga kesehatan yang ahli.

"Kami akan upayakan ada fasilitas PPG di setiap Puskesmas," ucapnya.

Permasalahan gizi buruk adalah permasalahan lintas sektoral meski Dinas Kesehatan menjadi tempat terakhir untuk pencegahannya. Dengan kerja sama dari seluruh pihak pencegahan bisa dilakukan.

Untuk melihat kondisi balita di HSU Dinas Kesehatan melakukan penimbangan massal untuk mengetahui status gizi.

"Minat penimbangan bayi masih kurang, hanya sekitar 60 persen yang diketahui masih ada penderita gizi buruk, sedangkan sisanya 40 persen kemungkinan masih ada namun tidak terpantau," ungkapnya.

Karenanya perlu adanya kesadaran bagi masyarakat untuk lebih aktif memberikan imunisasi serta mengikuti posyandu secara rutin.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini