Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Pokja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Hiramsyah S Thaib, menjelaskan alasan pemilihan 10 daerah tersebut sebagai kawasan geopark.
"Nah, ini kaitannya dengan program Kementerian Pariwisata perihal ada 10 destinasi pariwisata," ujar Hiramsyah, saat ditemui usai seminar Nasional geopark bertajuk 'Geopark untuk Pariwisata Nasional', di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
Ia pun menyebutkan 10 destinasi tersebut yang akan disulap menjadi 'The Next Bali'.
"Itu ada Danau Toba, Tanjung Kelayang, kemudian Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Labuab Bajo, kemudian Borobudur, Bromo Tengger Semeru, kemudian ada Mandalika, Wakatobi, Morotai," imbuhnya.
Terkait 10 destinasi pariwisata tersebut, ada 2 geopark yang ia anggap terbesar dan menarik, "Tapi di dalam itu (10 destinasi prioritas) sebenarnya sudah ada 2 geopark, contohnya seperti Danau Toba, itu kan geopark yang terbesar, juga ada tadi misalnya di Bromo Tengger Semeru, juga ada lagi misalnya di tempat-tempat lain".
Menurutnya, 10 geopark tersebut merupakan salah satu warisan geologi Indonesia yang sangat luar biasa.
"Nah geopark ini sendiri merupakan salah satu warisan kita, di mana Indonesia kita sama-sama tahu berada di 2 lempeng besar dan 1 lempeng kecil, itu warisan geologinya luar biasa dahsyat," tuturnya.
Hiramsyah pun membandingkan dengan geopark yang ada di luar negeri, ia mengakui geopark di Indonesia belum tertata dan tidak sesuai prinsip Kementerian Pariwisata.
"Selama ini (warisan geologi tersebut) belum dibina secara baik, padahal kalau kita lihat di luar negeri, geopark itu menjadi salah satu objek wisata yang sesuai dengan prinsip Kementerian Pariwisata, 'semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan'," ujarnya.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar seminar nasional geopark bertajuk "Geopark untuk Pariwisata Nasional" yang dihelat di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat.
Seminar tersebut dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman mewakili Menteri Pariwisata yang berhalangan hadir.
Seminar Nasional geopark bertajuk "Geopark untuk Pariwisata Nasional" yang digelar oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) diikuti sekitar 200 peserta yang memiliki beragam latar belakang profesi, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pelaku industri pariwisata.
Selain itu, dalam seminar yang membahas mengenai 10 destinasi pariwisata yang diprioritaskan, turut menghadirkan Ketua Tim Pokja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib, Anggota Tim Taskforce Revitalisasi Museum Kegeologian & Optimalisasi Pengembaga Geopark, KESDM Sofyan Suwardi, Kepala Badan Pengelola Geopark Nasional Kaldera Toba Alimin Ginting, Kepala Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Padjajaran Mega Fatimah Rosana, serta Kepala Badan pengelola Global Geopark UNESCO Gunung Sewu Budi Martono.
Indonesia memiliki sekitar 40 geoheritage yang dikembangkan sebagai kawasan geopark nasional (GN), 4 diantaranya sudah diakui menjadi geopark global oleh UNESCO yakni GN Kaldera Toba di Sumatra Utara, GN Merangin di Jambi, GN Ciletuh di Jawa Barat, serta GN Rinjani d Lombok (NTB).
UNESCO Globak Geoparks (UGG) lainnya juga dimiliki Indonesia, yakni UGG Batur di Bali dan UGG Gunung Sewu di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (*)