Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Reni Kurniawati
TRIBUNNEWS.COM, AMUNTAI - Sebagian rumah penduduk di Desa Haur Gading Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan, dibangun di pinggiran sungai Tabalong.
Bantaran sungai yang terus menerus tergerus arus air sungai membuat konsisi sungai semakin melebar.
Untuk menahan air agar tidak meluap ke pemukiman, dibangun siring setinggi 50 senti meter dengan pondasi kayu galam sedalam satu meter.
Pembangunan siring dilakukan menggunakan dana desa pada 2015.
Sayangnya sekitar empat bulan lalu siring yang baru dibangun tersebut jebol karena tidak kuat menahan air sungai pada musim penghujan.
Hal ini membuat air sungai masuk ke pemukiman warga.
Warga sudah berusaha mengurangi masuknya air dengan mengalihkan aliran air. Namun upaya tersebut masih tidak mampu menahan derasnya hantaman air.
"Kami khawatir jika mulai tanam padi namun siring belum diperbaiki, saat tiba-tiba ada kiriman air bisa merusak pertanian," ungkap Samad warga setempat.
Dikatakannya, air sungai yang meluap juga membahayakan rumah warga disekitar, karena aliran airnya cukup deras dikhawatirkan bisa merusak tiang penyangga rumah.
"Ada batang kayu besar yang larut di sungai, ikut menepi dan menuju rumah, langsung kami ikat agat ridak hanyut dan menabrak rumah," ungkapnya.
Dirinya berharap agar siring yang jebol tersebut bisa segera diperbaiki, karena banyak warga yang merasakan kerugian masuknya air.
Kepala Desa Haur Gading H Ahmad mengatakan pembangunan siring dilakukan pada 2015 dengan anggaran Rp 180 juta menggunakan dana desa.
Siring yang dibangun sepanjang 80 meter, sedangkan bagian yang jebol sepanjang 20 meter.
"Kami sudah meminta kepada dinas pekerjaan umum untuk bisa memberikan bantuan perbaikan sepanjang 50 meter, dengan kedalaman pondasi 4 meter menggunakan besi," ungkapnya.
Pembangunan siring di desa Haur gading memang memerlukan anggaran yang lebih besar, karena material tidak bisa langsung diantar ke lokasi.
Perlu biaya angkut tambahan untuk membawa Batu, semen serta tanah.
"Biaya angkut bisa separo dari harga material, kami tidak bisa melakukan perbaikan karena telah diprogramkan pada 2015," ungkapnya.
Kepala bidang bina marga Dinas Pekerjaan Umum Agus mengatakan kondisi siring telah disurvei.
Dan rencana perbaikan akan diusulkan dalam APBD perubahan.
"Akan kami usulkan dulu, jika disetujui langsung dilakukan perbaikan, karena dampaknya langsung dirasakan warga," ungkapnya. (*)