Baca tanpa iklan
Menurutunya, materi yang disampaikanya tidak langsung bersifat akademis, melainkan lebih ke arah psikologis.
“Sebetulnya kami kirim dua orang, tapi dari pihak RS ingin bergilir dulu. Jadi yang masuk itu nanti itu satu orang guru setiap harinya. Waktu juga dibatasi tidak seperti di sekolah umum, dari pagi sampai siang. Kami awali dengan 1-2 jam. Hal itu juga melihat kondisi anak apakah bisa menerima atau tidak,” kata Esther.
Selain itu, ujar Esther, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Disdik Kabupaten Karawang.
Menurutnya, Disdik Kabupaten Karawang harus menindaklanjuti proses belajar ketika Arya diperbolehkan pulang.
Menurutnya, pihaknya melakukan intervensi pendidikan kepada Arya dengan mengirimkan guru selama masih di rumah sakit.
“Dalam waktu dekat setelah pulang dari sini, kami juga akan berkunjung ke rumahnya dan memberikan penguatan kepada keluarganya, orangtuanya, dan teman-temannya -temannya. Begitupun gutu kunjung yang beri pelayanan pendidikan kepada Arya di rumah,” kata Esther. (*)