Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkait perkembangan kasus kerusuhan berbau SARA yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatra Utara, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjelaskan pihaknya tengah mendalami terkait indikasi adanya provokator lain selain yang menebarkan kebencian di media sosial.
"Kita mendalami apakah ada yang provokasi, di medsos (media sosial) yang provokasi kemarin kita tangkap," ujar Tito, saat ditemui usai menghadiri diskusi di CDCC Office, Jalan Kemiri, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
Ia juga akan mengusut siapa yang pertama kali melakukan provokasi terkait aksi pembakaran tersebut.
"Yang di Tanjung Balai, kita sedang mencari tahu siapa yang menyebarkan isu pertama tentang ajakan untuk membakar," jelasnya.
Terkait Meilani, wanita yang diduga menjadi penyebab munculnya kasus tersebut, Mantan Kapolda Metro Jaya tersebut menuturkan pihaknya akan melihat dasar hukumnya terlebih dahulu.
"Kita akan lihat apakah ada dasar hukumnya, yang terjadi kan dia (Meilani) komplain mengenai warga saja," katanya.
Menurutnya, sejauh ini Meilani belum terlihat melakukan hal yang terkait dengan tindakan provokasi.
"Dia tidak provokasi siapa-siapa, dia hanya komplain karena ada suara yang keras," tuturnya.
Jenderal Bintang Tiga tersebut pun membenarkan adanya provokator usai kerusuhan.
"Ya, ada setelah terjadi kerusuhan," tandasnya.
Sebelumnya, kasus SARA muncul kembali usai sekelompok oknum melakukan perusakan pada sejumlah vihara, klenteng, serta bangunan yayasan sosial.
Selain itu, 8 unit mobil juga tidak luput dibakar.
Kerusuhan yang berbau SARA terjadi di Tanjung Balai, Sumatra Utara, pada Sabtu (30/7/2016) dini hari.
Pihak Polres Tanjung Balai kini telah mengantongi identitas provokator yang menebar kebencian di wilayah tersebut. (*)