Laporan Wartawan Tribun Jateng, Aji Kusuma Admaja
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Nama Wregas Bhanuteja tak asing lagi di dunia perfilman Indonesia.
Prestasi pemuda kelahiran Yogyakarta, 20 Oktober 1992 patut diacungi jempol karena melalui karyanya berjudul Prendjak berhasil mememangi Semaine De La Critique Cannes Film Festival 2016 di Perancis, Mei silam.
Film buatannya berjudul Lembu Sura juga menjadi Official Selection Berlin Film Festival 2015, The Floating Chopin menjadi Official Selection Hongkong Film Festival 2015.
Bagi Wregas, mendapat penghargaan dalam festival adalah buah dari hasil kerja.
"Saya yakin, kalau film itu tulus dikerjakan, seberat apa pun makna di dalamnya, pasti ketulusan itu kan membawa penonton menemukan makna dalam film yang kita buat," ujar Wregas, saat hadir dalam pemutaran dan diskusi film bertajuk "Focus on Wregas" di Museum Ranggawarsita, Jalan Abdul Rahman Saleh, Kota Semarang, akhir pekan lalu.
Pada kesempatan itu, Sineroom sebagai penyelenggara memutarkan lima film karya Wregas, yakni Senyawa (2012), Lembu Sura (2015), Lemantun (2014), Floating Chopin (2015), dan Prendjak (2016).
Sedikitnya 100 pegiat film indie Kota Semarang hadir dalam kesempatan tersebut.
Wregas menyampaikan, ia sebenarnya tidak tertarik untuk sekadar memutar film di Semarang.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah SD di Semarang Timur itu memiliki cita-cita yang lebih tinggi tentang Semarang.
Wregas ingin menginisiasi sebuah festival film di Semarang. (*)