Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, David Tobing
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau yang telah menjalankan tugas cukup baik.
Mereka mampu mengatasi kebakaran tersebut sehingga mengurangi dampak kabut asap, yang melanda Provinsi Riau selama 18 tahun.
"Ini prestasi luar biasa yang dilakukan oleh seluruh Tim Satgas Karhutla, antara TNI, Polri, BNPB, BPBD, Magala Agni dan masyarakat peduli api," ucap Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung, di Posko Karhutla Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (23/9/2016).
Ia menerangkan, bila menilik kebelakang, pada tahun 2015, di bulan yang sama yakni September, bencana kabut asap terbilang parah.
Dampak kabut asap akibat karhutla yang sempat menyebabkan bandara tutup, sempat ia rasakan sendiri.
Saat itu, Lodewyk tengah berada Pekanbaru dan hendak keluar menuju Medan. Ia terpaksa harus keluar melalui Padang karena bandara tertutup oleh kabut asap.
"Memang beberapa waktu lalu sempat terjadi kebakaran, namun tidak menyebabkan dampak seperti bandara ditutup," katanya.
Katanya, sesuai laporan dari Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, setelah sepuluh hari ke depan kondisi di Riau akan memasuki musim penghujan.
"Tinggal sepuluh hari lagi, dan selama setahun ini bisa kita nyatakan bahwa Riau bebas asap. Kita berharap kondisi ini bisa kita pertahankan pada tahun depan," lanjutnya.
Mayjen Lodewyk kembali mengingatkan semua pihak untuk tidak berdiam diri saat musim penghujan tiba.
Sebaliknya, ia meminta seluruh pihak untuk sama-sama melaksanakan konsep pencegahan karhutla yang telah disepakati dan ditanda tangani bersama.
"Kita tidak boleh berhenti dan lengah, justru disaat seperti itu konsep pencegahan harus dijalankan seperti misalnya penambahan sekat kanal dan pelatihan penanggulangan kebakaran bagi masyarakat peduli api," tandasnya.(*)