TRIBUNNEWS.COM - Tidak salah “sinyal” Presiden Joko Widodo yang di-mention ke Menpar Arief Yahya soal manajemen destinasi prioritas Danau Toba. Belajarlah meski harus sampai ke Danau Xi Hu, Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok!
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Bupati Toba Samosir Darwin Siagian, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, dan Bupati Samosir Rapidin Simbolon yang diajak berguru di Negeri Tembok Raksasa itu pun semakin bersemangat untuk cepat-cepat menyulap Danau Toba menjadi world class level.
Menpar Arief Yahya memang tidak ikut dalam rombongan Presiden Joko Widodo di G-20 Summit 4-5 September 2016 yang digelar di Hangzhou, Zhejiang.
Kota danau yang dikelilingi pegunungan, pepohonan hijau dan banyak atraksi pariwisata yang menyedot perhatian publik.
Tahun 2015, danau yang dikenal dengan West Lake atau Xi Hu itu didatangi 120 juta wisatawan domestik, dan 3 juta wisatawan asing. Xi dalam bahasa Mandarin artinya Barat. Hu artinya Danau.
“Di tengah kesibukan KTT G-20 itu, Presiden Jokowi mengamati detail atraksi di danau itu. Dari manajemen kawasan, infrastruktur, naik kapal berkeliling, sampai nonton show Impression West Lake yang dikreasi oleh Zhang Yimou,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Tak lama setelah mendengar cerita Presiden Jokowi, Arief Yahya pun langsung mengajak gubernur dan seluruh bupati di Danau Toba untuk merasakan sendiri sensasi wisata danau di Hangzhou itu.
Dari 7 bupati, tiga diantaranya ikut terbang ke Shanghai, lalu naik hi-speed train sekitar satu jam ke Hangzhou. Yang lain, diwakilkan.
Rabu, 12 Oktober 2016, rombongan diterima Walikota Hangzhou, Zhang Hongming, Sekjen Kota Hangzhou Wang Hong, Deputi Sekjen Hangzhou Yu Yiping, Director Hangzhou Tourism Commission Li Hong, Direktor Hangzhou Tourism Commission Li Hong, Direktor West Lake Scenic Area Managing Committee Liu Ying, dan Deputi Director Hangzhou Foreign Affairs Office Kong Desheng.
“Presiden kami sangat terkesan dengan Danau Hangzhou, karena itu kami ditugaskan untuk belajar. Karena kami punya Danau Toba, satu dari 10 Bali Baru yang sedang diprioritaskan untuk dibangun. Kami ingin Danau Toba menjadi world class tourism destination. Danau (Hu) Toba yang berada di Provinsi Sumut itu adalah danau terdalam di dunia, danau vulkanik terbesar di dunia, dan danau nomor dua terbesar setelah Victoria Lake di Afrika,” jelas Arief Yahya di forum pertemuan itu.
Banyak keistimewaan Danau Toba, yang layak menjadi destinasi kelas dunia. Pulau Samosir 64.000 hektar di tengah-tengah danau sepanjang 100 km x 30 km itu, luasnya juga tidak kalah dengan luasan Negara Singapore di Malaka.
“Presiden Jokowi menyebut Hangzhou adalah kota yang indah, dengan danau yang romantis. Abad ke-13, Marco Polo juga sudah menyebut Hangzhou adalah Kota Terbaik dan Terindah di dunia. Satu-satunya kota di Tiongkok yang menjalankan prinsip Pedestrian First,” ungkap Arief Yahya yang juga didampingi Konjen RI Shanghai, Siti Nugraha Maulidah itu.
Di kesempatan itu Arief Yahya menyampaikan tiga tujuan kepada Walikota Zhang Hongming. Pertama, ingin belajar manajemen West Lake Hangzhou, tempat legenda Ular Putih dan Liang Sanpo-Zhuyingtai, yang di tanah air lebih dikenal dengan dengan sebutan Sampek Engtay itu.
Kedua, ingin belajar show Impression West Lake, perpaduan yang apik antara karya budaya lokal dengan teknologi dan lighting. Ketiga, membangun kerjasama “sister lake” antara manajemen West Lake Hangzhou dan Danau Toba.
Walikota Zhang Hongming pun merasa tersanjung dan appreciate pada Menpar Arief Yahya yang datang sendiri dengan serius.
Dia beberapa kali menyebut kata-kata “Bali” yang sangat familiar di telinga orang Tiongkok. Dia menceritakan disiplin yang sangat tinggi dalam menjaga dan merawat danau Xi Hu. Baik dalam hal kebersihan, sampai konservasi hutan di sekelilingnya.
“Masyarakat juga harus punya komitmen tinggi untuk menjadikan danau itu sebagai milik kita, sehingga harus kita jaga bersama-sama,” ungkap Hongming.
Siapa yang mengelola manajemen danau?
“Pemerintah membangun dan menyediakan infrastrukturnya, seperti jalan, jembatan, pedestrian di tepian danau, juga akses di sekeliling danau. Lalu ada manajemen danau (private, red) yang bertugas menjaga danau, membuat regulasi, merawat taman, dan operasional atas kebersihan dan kerapian kawasan Pariwisata itu,” jelas dia.
Memang masuk dan berjalan-jalan di danau itu tidak dipungut biaya, alias gratis.
Dia menjelaskan, West Lake yang berada di Barat Laut dari Hongzhou ini airnya tenang, karena kedalaman hanya 5-7 meter saja.
Danau ini juga ada pertunjukan air mancur menari (fountain water, red) dan tampil setiap hari, seperti di The Strips Las Vegas AS, Dubai Mall-Burj Al Khalifa UEA, atau versi kecil seperti yang ada di Grand Indonesia.
Setiap pertunjukan ada 14 lagu yang mengiringi tarian dan air mancur itu. Show air mancur menari ini dimainkan 6 kali sehari, 2 kali siang, dan 4 kali malam.
Walikota menjanjikan untuk mengirim tim manajemen untuk bertemu dan membantu Danau Toba dalam membuat danau di 7 kabupaten itu bisa tampil dan menjadi world class.
Menpar Arief Yahya lagi-lagi mengucapkan terima kasih atas respons-nya yang sangat hangat dan cepat.
“Kami juga mengundang para investor Tiongkok untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata. Kami punya 10 top destinasi baru, yang semuanya berpotensi menjadi world class tourism destination,’’ katanya.
Apa sih pesona Danau Xi Hu? Sehingga harus beramai-ramai belajar dari sukses Danau Barat itu?
Danau di Hangzhou itu adalah satu dari 7 destinasi paling indah di Tiongkok. Xi Hu juga sudah diakui UNESCO sebagai salah satu situs peninggalan sejarah dunia. Keindahan Xi Hu juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman dan penyair sejak abad ke-9.
Selain itu, Lanscape-nya diatur secara bagus, ada tempat pedestrian untuk memberi hak publik menikmati danau.
Tim Kemenpar sendiri yang ikut dalam rombongan ke Xi Hu itu antara lain Hiramsyah Sambudhy Thaib, Ketua Pokja Percepatan 10 Bali Baru, Arie Prasetyo PIC Danau Toba Tim Percepatan 10 Bali Baru, Don Kardono Stafsus Menpar Bidang Media, Vinsensius Jemadu, Asdep Asia Pasifik Kemenpar, Jordi Paliama Kabid Misi Penjualan Wilayah Asia Pasifik, Rahman Hidayat Asdep Bidang Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata, Elisa Marbun Kadispar Sumut, Rezeki Peranginangin Kapus Pengembangan Kawasan Strategis Kemen PUPR, dan beberapa staf yang lain.