Bandara Changi Tawarkan Pengecekan Imigrasi Bebas Paspor, Ini Penjelasannya
Singapura akan segera bergabung dengan Dubai untuk memberikan layanan imigrasi yang lebih efisien kepada para pelaku perjalanan.
"Kebocoran data biometrik tidak dapat dihindarkan."
"Sebaliknya, kita bisa mengganti paspor jika informasi pribadi kita bocor atau hilang," kata Dr Liu.
Ia juga mengatakan sistem biometrik "harus sangat akurat dan dapat diandalkan untuk menghindari kesalahan positif atau negatif."
"Meskipun teknik yang ada saat ini cukup akurat dalam kasus normal, masih ada potensi risiko yang dihadapi oleh serangan tingkat lanjut dalam konteks kecerdasan buatan."
Namun, peneliti pemrosesan gambar dan pembelajaran mesin dari UTS, Dr Qiang Wu, menggambarkan teknologi ini sebagai teknologi yang "aman, matang, dan stabil".
Dr Wu, yang penelitiannya mencakup biometrik, mengatakan keberadaan sidik jari dan pengenalan wajah sudah lama ada dengan banyak protokol dan pedoman yang dikembangkan.
Selama teknologi ini diikuti dan diawasi secara ketat, ia yakin Australia juga siap mengadopsi teknologi tersebut.
Namun, Dr Wu mengatakan tantangan sebenarnya terletak pada bagaimana informasi tersebut dibagikan ke berbagai negara, "mengingat setiap negara memiliki undang-undang dan peraturan yang berbeda dalam hal bio-manajemen dan perlindungan privasi".
Bisakah Australia menerapkannya?
Lembaga Australian Border Force mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan sejumlah inisiatif lain, yang mencakup penggunaan kredensial digital.
"Seperti Singapura dan Uni Emirat Arab, Australia sedang mempertimbangkan pemrosesan nirsentuh menggunakan biometrik" sehingga penumpang dapat melewati pemeriksaan imigrasi tanpa paspor mereka, kata seorang juru bicara.
Namun belum diketahui secara pasti kapan hal ini akan dilaksanakan.
Karena teknologi ini masih dalam masa penerapan awal ditambah dengan potensi risiko keamanan siber, profesor ilmu data Universitas Queensland, Gianluca Demartini mengatakan, "memperhatikan dan menunggu bisa menjadi strategi yang baik untuk Australia."
Dr Demartini mengatakan Australia dapat memutuskan untuk menerima inovasi tersebut jika terdapat "lebih banyak manfaat daripada masalah di negara-negara tersebut" seiring dengan kemajuan teknologi dan keamanannya dari waktu ke waktu.
"Yang terbaik adalah menemukan momen yang tepat, ketika manfaatnya memenuhi tingkat keandalan teknologi yang dapat diterima."