TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Perdagangan tidak menampik kemungkinan adanya dugaan praktek oknum spekulan dalam kasus melonjaknya harga cabai hingga mencapai Rp 100 ribu/kg.

Apalagi saat Sesditjen PDN Kemendag melakukan Sidak ke Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Kamis (6/1/2011), disparitas (perbedaan) harga cukup terasa antara yang terjadi di Tangerang dengan Jakarta.

”Saya kira, saya tidak menafikan tidak adanya spekulan,” ungkapnya kepada wartawan.

Tetapi untuk berspkeluasi dengan cabai, menurutnya, sangat berisiko. Karena dari segi daya tahan cabai sendiri, komoditi ini tidak lebih dari 3 hari. ”Kalau dia keep lebih dari 3 hari kan yang rugi pedangang sendiri,” katanya.

“Sehingga kemungkinanan itu tetap saja ada, tetapi bagi saya itu sangat berisiko,” tegasnya.  

Untuk diketahui, jarak yang relatif tidak terlampau jauh antara Jakarta dan Tangerang, ternyata terdapat perbedaan harga cabai yang cukup berarti. Berdasarkan pantau di Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Kamis (6/1/2011), untuk cabai merah kriting kualitas bagus semula Rp 45.000, sekarang hanya Rp 30 ribu-35 ribu. Untuk cabai kriting merah kualitas biasa semula harganya Rp 35 ribu, sekarang hanya Rp 25 ribu. Cabai rawit merah yang harga tertinggi bisa menembus harga Rp80 ribu-100 ribu sekarang hanya Rp65 ribu. Dan untuk cabai rawit hijau harga semula Rp 50 ribu sekarang hanya Rp 38 ribu-40 ribu.

Sedangkan berdasarkan data kementerian perdagangan, Kamis (6/1/2011), harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati, untuk Cabai Merah Keriting Rp 40 ribu. Untuk cabai merah besar Rp30ribu; cabai rawit merah Rp65 ribu dan untuk cabai rawit hijau Rp40 ribu.