Dua BPD Siap Layani Kliring BPR
Dua bank pembangunan daerah (BPD) akan menyusul Bank Jawa Timur (Jatim) sebagai fasilitator kliring bank perkreditan rakyat (BPR).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua bank pembangunan daerah (BPD) akan menyusul Bank Jawa Timur (Jatim) sebagai fasilitator kliring bank perkreditan rakyat (BPR).
Seperti Bank Jatim, kedua BPD ini juga sudah menjadi bank jangkar atau apex bank bagi BPR di provinsi masing-masing. Status apex bank merupakan salah satu syarat BPD mewadahi transaksi kliring BPR.
Kedua BPD tersebut adalah Bank Riau Kepulauan Riau (Kepri) dan Bank Kalimantan Selatan (Kalsel) Saat ini mereka tengah memproses perizinan ke Bank Indonesia (BI). Mereka juga menyiapkan sistem dan teknologi untuk menyelenggarakan transaksi.
Erzon, Direktur Utama Bank Riau Kepri, menargetkan layanan kliring BPR terwujud pada 2013. Pada tahap awal menggunakan ATM Bank Riau Kepri untuk transaksi bagi 33 BPR anggota apex bank Riau Kepri. Setelah berjalan lancar, bank membangun switching untuk mengoneksikan transaksi antar-BPR dengan bank umum. "Untuk membangun sistem, kami merogoh kocek Rp 500 juta," katanya, Kamis (12/7).
Menurut Erzon, konsep kliring membantu nasabah-nasabah BPR yang ingin bertransaksi dengan bank umum. Citra BPR di mata nasabah juga terangkat. Sedangkan BPD bisa meraup pendapatan komisi atau fee based income dan meraih dana murah.
Setelah melayani kliring BPR, manajemen memperkirakan ada kenaikan fee income sekitar 10% pada tahun mendatang dari sebelumnya hanya 5%. "Fee income BPD itu masih kecil karena produk -perbankan mereka sedikit," tambahnya. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) bisa meningkat 22% dari sebelumnya 20%. Kenaikan dari dana murah seperti tabungan.
M. Fauzan Noor, Divisi Perencanaan Bank Kalsel, menuturkan tambahan fitur layanan dapat mengerek pendapatan komisi. "Sistem kliring berpotensi menaikkan kontribusi fee income hingga di atas 5% per tahun," ucap Fauzan. Saat ini, porsi pendapatan non bunga masih di bawah 5%.
Bank Kalsel belum bisa memastikan nilai investasi untuk pengembangan proyek sistem transfer kredit elektronik. BPD ini menargetkan melayani kliring untuk 25 BPR di wilayah Kalsel. "Saat ini di program apex bank kami sudah melayani 21 BPR dan dua calon BPR baru," tambahnya.
Sebelumnya, Bank Jatim merogoh kocek sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar untuk membangun sistem transaksi transfer kredit. Pada tahap awal (pilot project) Bank Jatim baru melayani kliring untuk 18 BPR. Sisanya, sebanyak 257 BPR, segera bergabung jika sistemnya sudah rampung.
Bank Jatim optimistis fee based income di atas 10% pada tahun 2012 mendatang. Saat ini, kata Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrianto, kontribusi fee income terhadap total pendapatan masih di bawah 10%. "Keuntungan lain, kita dan BPR bisa merancang produk dan jasa bersama-sama sehingga daya jangkau kita juga bertambah," katanya, pekan lalu. (*)
BACA JUGA: