Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penghasilan Bankir akan Dibatasi

Penghasilan bankirnya paling tinggi di ASEAN. Pendapatan bankir di Indonesia melampaui bankir di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Editor: Sugiyarto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada satu keunggulan bank asal Indonesia: penghasilan bankirnya paling tinggi di ASEAN. Pendapatan bankir di Indonesia melampaui bankir di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Padahal dari sisi "prestasi", tahun lalu bank asal Indonesia yang masuk daftar 20 bank terbesar se-Asia Tenggara hanya empat. Mereka menempati peringkat 9, 11, 14 dan 15. Peringkat satu hingga kedelapan diisi bank asal Singapura, Malaysia dan Thailand.

Aset Bank Mandiri, bank terbesar di Tanah Air, hanya setara 39% dari total aset Malayan Banking (Maybank). Mandiri di peringkat sembilan dengan aset US$ 54,4 miliar, sedangkan Maybank di posisi ketiga dengan aset US$ 136,3 miliar. Posisi satu dipegang bank asal Singapura, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC), dengan aset sekitar US$ 213,54 miliar.

Anomali ini terungkap dalam survei BI terhadap gaji pegawai empat bank besar di masing-masing negara. BI melakukan survei tahun 2011 dan menggunakan data keuangan periode sama.

Survei itu menyebutkan, rata-rata pendapatan direksi bank di Filipina sekitar Rp 1,1 miliar per tahun, Thailand Rp 2 miliar dan Malaysia Rp 5,6 miliar. Sementara penghasilan direksi bank di Indonesia mencapai Rp 12 miliar per tahun.

Ironisnya, kendati penghasilan total bankir di Indonesia tertinggi di ASEAN, bukan berarti penghasilan pegawai bank di Indonesia juga paling tinggi. Penghasilan pegawai bank di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia.

Thailand menduduki posisi teratas dengan rata-rata gaji karyawan Rp 300 juta per tahun. Posisi runner-up Malaysia dengan Rp 236 juta per tahun, dan bankir di Indonesia meraih Rp 193 juta per tahun.

Berita Rekomendasi

Tingginya remunerasi bankir ini berkorelasi terhadap biaya overhead. Di Indonesia biaya tenaga kerja menyumbang 2,44% terhadap biaya overhead, Filipina hanya 1,81%, Malaysia 1,74% dan Thailand 1,34%.

Melihat kondisi ini, BI berencana meninjau sistem remunerasi bankir. BI akan menggunakan beberapa indikator penilaian. Lagi pula, pengaturan gaji bankir juga menjadi perhatian utama bank sentral di seluruh dunia.

Menurut Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Mulya Effendi Siregar, tahap awal BI akan mengimbau bank menurunkan remunerasi, sambil menunggu rampungnya kajian bank sentral negara lain. "Kami akan melihat negara lain, kami harus menggunakan best practice internasional," ujarnya, Rabu (18/7).

Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, meragukan data BI. Dia menyangsikan direksi bank di Indonesia mendapat remunerasi tertinggi di ASEAN.

Sigit menjelaskan tingginya overhead cost bukan semata-mata karena remunerasi dan biaya pegawai. Bisa juga akibat tingginya investasi cabang dan teknologi. Demografi juga tidak sama.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menilai, tingginya remunerasi direksi akibat terbatasnya jumlah SDM. Di sisi lain, bisnis perbankan tumbuh pesat. (*)

BACA JUGA:


Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas