Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Yield Obligasi Indonesia Paling Menarik di Asia

Di kuartal kedua ini, pamor pasar obligasi Indonesia di Asia Tenggara makin mencorong.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Yield Obligasi Indonesia Paling Menarik di Asia
Istimewa
Petugas bank melayani nasabah calon pembeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 008 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di kuartal kedua ini, pamor pasar obligasi Indonesia di Asia Tenggara makin mencorong. Bagi investor obligasi global, Indonesia menawarkan tingkat imbal hasil yang terbaik di kawasan.

Yield obligasi pemerintah bertenor 5 tahun di Indonesia mencapai 5,45%. Bandingkan dengan Filipina yang sebesar 4,515% dan Malaysia 3,23%.

Analis Obligasi MNC Asset Management Akbar Syarief menerangkan beberapa alasan imbal hasil Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Misalnya, walau peringkat utang Indonesia lebih tinggi daripada Filipina, risiko dinilai lebih tinggi. Misalnya, karena subsidi BBM yang dinilai memberatkan APBN.

Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ikhsan menambahkan, level credit default swap (CDS), Indonesia atau acuan risiko berinvestasi Indonesia memang masih tinggi.

Saat ini, level CDS Indonesia bertenor 5 tahun berada di 163,5, sedangkan Filipina pada 136.62 dan Malaysia 106.22.

Ikhsan menjelaskan, CDS terbentuk dari persepsi pasar. "Persepsi ini dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya tingkat inflasi, neraca berjalan, cadangan devisa, rasio utang terhadap PDB, kepastian hukum, iklim ekonomi dan politik," ulasnya.

Investor asing tergiur

Berita Rekomendasi

Biar begitu, yield yang seksi ini tak ayal menarik para investor asing untuk masuk ke Indonesia. Seperti dikutip dari Bloomberg, salah satunya adalah Pioneer Investments yang mengelola aset US$189 miliar. Pioneers menyukai surat utang jangka panjang Indonesia dan memperkirakan aksi beli investor asing bakal menyempitkan selisih yield antara surat utang jangka panjang dan pendek.

“Kami berpikir masih ada pertumbuhan yield surat utang jangka menengah dan jangka panjang. Namun kami hati-hati terhadap risiko nilai tukar,” ujar Hakan Aksoy, portfolio manager Pioneer untuk negara berkembang kepada Bloomberg.

HSBC juga mencermati potensi Indonesia. "Kami secara hati-hati positif terhadap Indonesia,” kata Gordon Rodrigues, Direktur Investasi HSBC Global di Hong Kong. Menurut Gordon, kuncinya adalah rupiah. Jika rupiah lebih stabil, maka minat terhadap surat utang di Indonesia akan kembali.

Selain itu, investor asing juga diiming-imingi peringkat investment grade Indonesia dan pertumbuhan ekonomi 6,3% di kuartal II.

"Dengan investment grade, investor asing, dana pensiun dan asuransi bisa memiliki obligasi Indonesia. Sebelumnya, hanya hedge fund yang menginvestasikan dananya,” imbuh Akbar.

Menurut data Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada SUN saat ini sudah kurang lebih 30% dari total SUN yang dapat diperdagangkan dan terus meningkat tiap bulan.

Meskipun begitu, investor asing cenderung menanamkan investasinya pada surat utang pemerintah, terutama yang berjangka panjang, demi meminimalisir risiko.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas