Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sedikitnya 1,47 Juta Warga Jepang Punya Uang Rp 10,6 Miliar

Penduduk Jepang sekitar 125 juta manusia. Ada 1,47 juta manusia Jepang yang memiliki uang tunai (tabungan)

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Sedikitnya 1,47 Juta Warga Jepang Punya Uang Rp 10,6 Miliar
IST
ILUSTRASI 

Richard Susilo *)

TRIBUNNEWS.COM - Penduduk Jepang sekitar 125 juta manusia. Ada 1,47 juta manusia Jepang yang memiliki uang tunai (tabungan) senilai 100 juta yen atau lebih atau sekitar Rp 10,6 miliar (kurs Rp 106 per yen), segera dapat dicairkan sekarang juga. Berarti sekitar 1,2 persen penduduk Jepang memang benar-benar kaya raya. Tak heran belum lama ini ada 30 pasangan “just married” naik pesawat sewaan khusus, merayakan pesta nikahnya di Bali bersama keluarga, dan kembali ke Jepang juga dengan pesawat sewaan tersebut.

Itulah kalangan kaya raya di Jepang dan kebanyakan mereka dari kalangan yang lahir di tahun 1942 saat perang dunia  dan biasa disebut generasi “baby boomers”. Tahun ini mereka semua mulai menjalani masa pensiun. Uangnya akan di kemanakan?

Ada yang dibelanjakan di Jepang dan ada yang mencoba menikmati kehidupan di daerah resort seperti pulau Bali.

Merekalah menjadi target bagi para pengusaha Indonesia. Membangun tempat peristirahatan di Bali, misalnya, untuk tempat masa tua orang Jepang. Walaupun dari segi visa (lanjut usia) masih mengganjal orang Jepang.

Ada beberapa pengusaha Indonesia yang mulai membangun tempat penginapan atau pun rumah sakit dengan target orang Jepang. Untuk sumber daya manusia (SDM) sudah dibangun pula sekolah bahasa Jepang terbaik di Indonesia, Pandan College (www.pandan.ac.id) yang memang dimaksudkan pada akhirnya mencetak SDM pandai berbahasa Jepang guna menjembatani masyarakat Indonesia dengan kalangan usia lanjut warga Jepang yang memilih masa tuanya di pulau Dewata tersebut.

Kesempatan bisnis dengan Jepang banyak sekali. Mulai produk sampai ke bidang jasa. Bagi Indonesia akan sangat baik apabila menekankan ke bidang jasa, terutama peningkatan SDM. Mulai sekarang mendidik anak bangsa mengenal budaya Jepang dan mendidik mereka menguasai bahasa Jepang. Mengapa?

Berita Rekomendasi

Jepang sudah menjadi negara tua. Apabila jumlah kelahiran tak berubah seperti sekarang, maka tahun 2200 jumlah penduduk Jepang hanya 64 juta jiwa. Berarti sebagian besar orang Jepang berusia tua dan mereka membutuhkan sekali tenaga perawat.

PM Jepang Shinzo Abe telah setuju mengizinkan  sedikitnya 1500 tenaga Indonesia terdiri dari tenaga care workers (penopang lansia), tenaga perawat dan tenaga hotel memasuki Jepang dalam kerangka kerja Economic Partnership Agreement (EPA).

Indonesia dengan populasi 240 juta jiwa dan lebih dari separuhnya masih usia produktif (usia muda) sangatlah potensial untuk memfokuskan diri ke bisnis SDM jasa sosial tersebut.

Tinggal kini apakah SDM Indonesia bisa berkualitas tinggi atau tidak karena untuk masuk ke Jepang tidaklah mudah. Selain kita akan bersaing pula dengan SDM dari negara lain, antara lain tenaga Filipina dan tenaga Thailand, persyaratan masuk dan penerimaan Jepang sangatlah ketat.

Kita ambil contoh tenaga perawat. Setelah masuk ke Jepang dengan rekomendasi sana-sini dari pemerintah Indonesia, tentu saja bukti sertifikat sebagai perawat di Indonesia dan harus bisa berbahasa Jepang, setelah bekerja di Jepang maksimal tiga tahun, harus mengikuti ujian nasional perawat Jepang.

Ujian perawat itu sangat sulit. Orang Jepang pun sekitar 46 persen pasti gagal. Selain menjawab pertanyaan ujian, semua harus dilakukan dalam bahasa Jepang baik bicara, penulisan atau pun penjelasan gerak dan sebagainya.

Kini apakah SDM Indonesia memang mau berdisiplin tinggi dalam kehidupan seharinya. Upahnya adalah tingkat penghasilan yang besar dan tinggal di negeri matahari terbit Jepang selamanya. Benar. Apabila lulus test perawat nasional Jepang, SDM Indonesia itu dapat seterusnya tinggal di Jepang. Syukurlah, saat ini sudah 36 perawat Indonesia lulus ujian keperawatan nasional di Jepang dalam bahasa Jepang.

Mari,  berakit ke hulu berenang ke tepian, bersakit dahulu bersenang kemudian. Coba kita buktikan bahwa SDM Indonesia memang patut diacungi jempol di dunia internasional khususnya dengan target  Jepang.

Bagi yang ingin berkonsultasi mengenai bisnis Jepang silakan email ke: info@promosi.jp dengan subyek: Konsultasi Bisnis Jepang.

*) Penulis adalah CEO Office Promosi, Ltd., Tokyo, Japan

BISNIS POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas