Warga Jepang Makin Malas, Tingkat Kepintaran Menurun Drastis
Berbagai pelajar di 41 negara yang masuk kelompok OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
Editor: Widiyabuana Slay
Sebenarnya karena semua itu bagi pengusaha Jepang sudah ada standar dan hanya itu yang diinginkan tidak lebih tidak kurang. Di sinilah mungkin sering dianggap orang Indonesia sebagai kekakuan cara kerja orang Jepang.
Apabila di Indonesia kita mungkin senang menerima jumlah barang berlebih, belum tentu bagi pengusaha Jepang. Mengapa? Karena banyak faktor. Antara lain, tempat penyimpanan barang sudah diperhitungkan semua untuk berbagai jenis dan luasnya sangat terbatas. Jadi apabila ada barang dikirimkan berlebih, berarti mengambil luas ruangan penyimpanan lebih besar dan hal ini justru malah mengacaukan penyimpanan barang jenis lainnya. Tidak seperti di Indonesia yang tanahnya atau tempat penyimpanannya sangat luas, tak menjadi masalah bagi barang yang berlebih.
Negeri penuh keterbatasan inilah membentuk karakter manusia serta pola pikir dan peraturan dalam kehidupan sehari-harinya. Mungkin dapat kita katakan, bahwa kehidupan masyarakat Jepang seperti robot. Tiap hari dari sini ke sana, melakukan yang itu-itu saja tak ada variasinya. Kalau suatu hari jalan menyerong sedikit, malah kebingungan.
Meskipun bisa dikatakan seperti robot, mereka sangat fokus pada bidang pekerjaan tertentu. Inilah mungkin yang membedakan dengan kita di Indonesia, serba bisa tapi tidak ada yang benar pada akhirnya, karena semua ingin dikerjakan. Mungkin bisa menjadi renungan bagi kita semua.
Informasi lengkap lihat: http://www.tribunnews.com/topics/tips-bisnis-jepang.
Konsultasi, kritik, saran, ide dan segalanya silakan email ke: info@promosi.jp
*) Penulis adalah CEO Office Promosi Ltd, Tokyo Japan, berdomisili dan berpengalaman lebih dari 20 tahun di Jepang