Hortikultura Jabar Terancam Embargo Cina
Respon negeri Tirai Bambu itu dapat memicu terjadinya embargo produk-produk hortikultura nasional, termasuk asal Jab
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Terbitnya peraturan tentang distribusi produk impor hortikultura melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya sepertinya dapat berefek negatif bagi produk lokal. Pasalnya, Cina merespon regulasi itu. Respon negeri Tirai Bambu itu dapat memicu terjadinya embargo produk-produk hortikultura nasional, termasuk asal Jabar.
Menurut Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Pertanian Provinsi Jabar, Dodi Firman Nugraha, adanya pengalihan sistem pendistribusian impor produk hortikultura Cina menyebabkan minimnya buah asal Cina. Tidak itu saja, harganya pun melejit. Kekhawatiran embargo itu, indikasinya Cina sempat mempersulit masuknya ekspor manggis Jabar.
Dodi mengungkapkan, pihaknya menerima informasi bahwa satu kontainer manggis sempat tertahan di pelabuhan Cina. Itu terjadi karena terdapat pada jadwal pengiriman. "Selain itu juga adanya kuota impor. Meski demikian, kini, produk-produk itu beredar di pasar Cina," tutur Dodi usai menghadiri kunjungan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) di Aula Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah VI Jabar dan Banten, Jalan Braga, Bandung, Senin (15/4/2013).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jabar, Ferry Sofwan Arief, mengamini kabar tersendatnya ekspor manggis di Cina. Ferry pun tidak menyangkal adanya dugaan aksi embargo Cina sebagai reaksi pengaturan distribusi hortikultura di tanah air.
"Bisa saja, embargo Cina terjadi akibat pengaturan distribusi hortikultura. Padahal, itu pengaturan bukan pembatasan impor," jelas Ferry. (*