TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rencana kenaikan harga NNM subsidi berpotensi memukul semua sektor industri. Termasuk pula di antaranya adalah kelompok usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.

Nur Cahyudi, Ketua Forum Daerah (Forda) UKM Jawa Timur menyebutkan kenaikan harga BBM sudah pasti selalu menyebabkan timbulnya efek pengganda (multiplier effect), yakni kenaikan harga barang dan jasa lainnya.

“Harga-harga barang naik karena biaya untuk membuat produk memang naik,” kata Nur kepada Surya Online, Kamis (18/4/2013).

Resiko inilah yang menurut Nur harus dikaji lagi secara lebih mendalam oleh pemerintah. Pertanyaannya, apakah kenaikan harga BBM nanti juga sudah diimbangi dengan kenaikan harga beli masyarakat? Sementara bagi pelaku usaha sendiri, ketika menaikkan harga produk, apakah juga sudah memastikan bahwa kualitas produknya menjadi lebih kompetitif?

“Itu nanti semuanya akan berpengaruh terhadap daya saing,” tambahnya.

Sekretaris Umum Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia, Tatok Wibowo mengatakan bahwa kenaikan harga BBM juga pasti akan menyebabkan kenaikan harga pada produk-produk yang dijual di toko-toko ritel. Sebab, dengan kenaikan harga BBM, biaya transportasi untuk distribusi barang sudah pasti juga mengalami kenaikan.

Kenaikan harga BBM inilah yang menurut Tatok menjadi kendala baru bagi ritel-ritel lokal di Indonesia. “Kendala lainnya, kami juga harus bersaing dengan ritel-ritel asing dan ritel-ritel modern yang sekarang mulai masuk ke Indonesia,” pungkas Tatok. (Eben Haezer Panca)