Masalah Akses Pembiayaan Lebih Penting daripada Kartel
Persatuan Himpunan Bank Bank Nasional (Perbanas) menganggap masalah akses pendanaan kepada berbagai sektor merupakan
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Persatuan Himpunan Bank Bank Nasional (Perbanas) menganggap masalah akses pendanaan kepada berbagai sektor merupakan masalah yang kian menghantui pendanaan perbankan di Indonesia. Diharapkan dalam beberapa waktu ke depan masalah akses pembiayaan akan segera dituntaskan.
"Masalah akses adalah masalah utama jangan lagi bahas suku bunga ataupun kartel, bank itu banyak yang nggak garap sektor yang mendukung perekonomian kita," kata Sigit Pramono, Ketua Perbanas, di Jakarta, Kamis (25/04/2013).
Ia mengatakan banyak sektor ekonomi yang tidak tergarap karena bank lebih asyik mendanai sektor-sektor yang marketable akibatnya beberapa sektor tidak tertangani dengan baik.
Menurut data Perbanas sektor pembiayaan untuk sektor konstruksi hanya mencapai 3 sampai 5 persen, listrik gas dan air bersih 1 hingga 3 persen, serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 4 sampai 7 persen.
"Hal ini mencerminkan adanya ketimpangan dalam akses pendanaan, sehingga pengelolaan perbankan harus diatur lebih baik lagi, kalau kita usulkan adanya Bank Khusus yang dapat mendanai hal itu, " katanya.