Ini Dia Perkawinan Bajaj dengan Teknologi Jepang
Zaman dulu mulai 1957 model motor tiga roda seperti bemo sudah ada di Jepang. Lalu dari India muncul bajaj
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Zaman dulu mulai 1957 model motor tiga roda seperti bemo sudah ada di Jepang. Lalu dari India muncul bajaj sekitar 10 tahun kemudian. Bahkan sampai ke Indonesia Bajaj jadi populer.
Kini Bajaj yang stabil muncul kembali di Tokyo dengan perkawinan teknologi Jepang khususnya dari perusahaan Nihon Electrike yang bermarkas di Kawasaki, 30 menit dari Tokyo Tribunnews.com mewawancarai khusus CEO-nya, Noboru Matsunami, di kantornya, Rabu(1/5/2013).
"Memang itu Bajaj dari India kami membeli puluhan unit lalu kami konversi dengan mesin elektrik sehingga menjadi mobil Elektrike dengan body Bajaj," paparnya.
Perusahaannya dibangun lima tahun lalu karena memang ingin memproduksi Elektrike secara massal. Tapi saat ini dia masih menargetkan penjualan 10 unit dulu dan tahun depan sedikitnya 100 unit, tambahnya.
Body boleh bajaj, dibeli dengan sangat murah di India diimpor ke Jepang lalu mesinnya diganti dengan motor listrik dua buah, sehingga menjadi mobil listrik tiga roda.
Apa sih kehebatannya? Inilah yang dibuat Matsunami dan timnya yang mantan atau pensiunan ahli listrik Nissan, Toyota, Honda dan Yamaha.
Apabila Bajaj kita naiki, tentu saat mengerem kita akan tertarik, menukik ke depan. Demikian pula belok kiri dan belok kanan akan ketarik ke kanan atau ke kiri, sehingga Bajaj menjadi tidak seimbang, bisa mudah terbalik dan menimbulkan kecelakaan berbahaya.
Dengan Elektrike buatannya, semua itu bisa ditangani dengan baik sehingga menjadi stabil. Tidak perlu terasa menukik, tidak perlu terasa terangkat kalau nge gas tinggi, dan tak perlu takut terjungkal kalau belok ke kiri atau ke kanan. Kendaraan sangat stabil dan mudah dikendarai, mudah atau ringan pula di setir.
Kuncinya di mana? Teknologi ada di kedua roda belakang yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri dan sama. Tetapi motor itu terkait sistem seperti hidraulik otomatis sehingga bisa mengangkat bagian roda yang bersangkutan, menyeimbangkan kendaraan. Kalau ke kiri maka yang berfungsi motor dan roda kanan yang akan melakukan penyesuaian. Demikian pula sebaliknya. Sedangkan motor dan roda kiri istirahat sejenak mengikuti arahan dan menyeimbangkan dengan aktivitas roda kanan. Semua di set dengan sistem yang baik, sehingga penggunaan listrik pun efisien dan efektif, tidak boros.
Itulah temuan teknologi dan andalan Elektrike yang diperlihatkan di bengkelnya khusus kepada Tribunnews.com yang juga mencobanya.
Selain itu bagian belakang juga memiliki wide angle kamera sehingga saat mundur tinggal melihat monitor di kaca depan kiri sehingga sekaligus bisa melihat pemandangan di depannya, dapat mengontrol kendaraan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain dan tak perlu repot melongok kanan kiri ke luar kendaraan.
Mobil tiga roda ini memang diproduksi dan ditujukan untuk keperluan bisnis. Sangat akrab lingkungan tidak mengeluarkan asap karena menggunakan listrik, irit, bisa dipakai untuk jalan sejauh 50 kilometer dan setelah di charge kembali bisa mencapai jarak 40 km. Laju kecepatan juga 50km per jam. Kekuatan bateri titanium 5 kwH. Bisa mengangkut barang sampai 150 kilogram.
"Memang sangat bagus untuk bisnis sehari-hari. Kami sedang negosiasi serius agar bisa dipakai kantorpos Jepang sehingga nyaman bagi pengantarnya, tidak kehujanan tidak kepanasan dan di lingkungan tidak berisik, nyaman bagi masyarakat setempat pula."
Harganya kini memang masih mahal sekitar 200 juta rupiah, tetapi kalau sudah empat tahun mendatang mudah-mudahan bisa dijual 100 juta rupiah karena sudah memproduksi ratusan bahkan mungkin ribuan unit, harapnya.