Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Harus Kokohkan Pondasi UMKM Dalam Negeri

Peran pemerintah dalam hal peningkatan mutu atau kualitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pemerintah Harus Kokohkan Pondasi UMKM Dalam Negeri
TRIBUN KALTIM /NEVRIANTO HARDI P
Ilustrasi UMKM 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peran pemerintah dalam hal peningkatan mutu atau kualitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat diperlukan. Apalagi, dalam dua tahun ke depan, perdagangan bersama di kawasan ASEAN atau Asean Ekonomic Community (AEC) akan diberlakukan.

Upaya pendampingan maupun pembekalan pengetahuan, diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk atau jasa yang dihasilkan para pelaku UMKM.

Sebab, beberapa negara ASEAN lainnya, juga sedang gencar menggenjot ekonomi mereka di sektor UMKM sebagai salah satu penopang perekonomian mereka.

Wayan Dipta selaku Deputi VII Bidang Pengkajian Sumberdaya Koperasi dan UKM I Kementerian Koperasi dan UKM, mengaku hingga sampai saat ini pihaknya terus melakukan upaya inkubasi atau pendampingan kepada para pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia.

Setiap tahun, menurutnya, ada sekitar 3-4 ribu UMKM yang telah dilakukan pendampingan. Pendampingan ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.

"Menghadapi pasar bebas regional, kita sadar bahwa kita memerlukan langkah strategis untuk mengangkat produksi UMKM daerah. Salah satunya dengan meningkatkan peran UMKM agar semakin kreatif melalui inkubator. Dalam pendampingan sendiri kita lakukan misalnya dengan memberikan diklat, pelatihan membuat proposal dan sebagainya. Ini sudah kami lakukan," ujarnya kepada Warta Kota di Gedung SMESCO UKM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (29/5).

Berita Rekomendasi

Pihaknya juga terus mendorong agar para UMKM bisa melakukan diferensiasi  untuk meningkatkan nilai jual produknya.

"Untuk diferensiasi produk juga kita dorong. Misalnya, jeruk di Bali, kita bikin jadi wine. Jeruk yang sebelumnya dijual Rp. 7-10 ribu per kilo, diproses jadi wine. Satu botol wine sendiri membutuhkan sekitar 3 kilo jeruk, nilainya sekitar Rp. 20an ribu. Sementara, harga satu botol wine mencapai Rp. 250 ribu. Upaya-upaya seperti ini  yang perlu kita tingkatkan," ungkapnya.

Jika proses inkubasi tersebut berjalan dengan baik, kata Wayan, bukan tidak mungkin justru produk UMKM Indonesia yang akan menjadi raja di kawasan ASEAN. "Peluang itu sangat terbuka lebar. Kita punya segalanya," kata Wayan.

Roy Sianipar, Direktur IKM Wilayah I Kementrian Perindustrian menambahkan, dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan kualitas produk dari pelaku UMKM, pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya.

"Kami memang punya program untuk itu. Salah satunya dengan membawa mereka (pelaku UMKM) ke pameran di berbagai daerah. Ini kami lakukan untuk peningkatan efisiensi dan kreatifitas. Pesertanya pun ternyata sangat antusias sekali dari tahun ke tahun."

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas