Apa Usaha Peruri Hindari Cacat Produksi ?
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) siap menjaga kualitas produksi uang dengan cermat.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
Pekerja tersebut bekerja mulai sejak pukul 07.00 hingga pukul 18.00 dalam sehari, dengan jam kerja dari Senin hingga Jumat. Setiap 3 jam sekali ada waktu istrirahat bagi pekerja.
"Proses manual dilakukan untuk melihat uang yang ada cacat sebab dalam satu rim tidak semuanya cacat, kalau ada nomor seri yang cacat maka akan ditandai dan dikirimkan ke BI," katanya.
Peruri menerapkan standar ketat, Ashari mengatakan tidak ada pegawai yang boleh pulang sebelum perhitungan uang yang diproduksi baik yang cacat dan baik mencapai permintaan yang dipesan. Selain itu ada pemeriksaan untuk pegawai yang pulang.
"Jadi jumlah permintaan sama yang keluar itu harus selaras, kalau BI minta 100 lembar, kita juga mesti 100 lembar, kalau kurang dari itu mereka gak boleh pulang, Itu juga untuk mencegah pegawai bawa uang ke luar," katanya.
Kedua uang tersebut akan dipersiapkan ke BI dan nantinya BI akan memilih uang mana yang akan dihanguskan dan akan dipakai oleh BI.
Bagi uang yang cacat maka akan dihanguskan dan diberikan pilihan untuk memberikan uang yang baru dengan nomor seri yang baru.
"Jika nomor serinya sama maka uangnya akan masuk ke dalam kebijakan BI apakah menggunakan uang yang baru, uang yg nomor serinya rusak akan diganti dengan seri X,"katanya.
Meskipun sudah melakukan tahapan sebanyak dua kali tetap saja ada kecacatan pada saat diberikan ke BI. Ia mencatat ada 5 persen produksi uang cacat yang diberikan ke BI.
Jumlah tersebut meliputi kesalahan pada saat kelebihan warna, kekurangan ataupun masalah lipatan kertas pada saat produksi. "Ya masalah produksi memang jadi masalah biasanya pas plat dan masalah pewarnaan cat," katanya.