Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jaga Rupiah, Agus Marto Kendalikan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) siap mengendalikan cadangan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
zoom-in Jaga Rupiah, Agus Marto Kendalikan Cadangan Devisa
KOMPAS/PRIYOMBODO
Uang dollar Amerika Serikat baru di Cash Center Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (4/1/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) siap mengendalikan cadangan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah. Hingga Juni 2013, cadangan devisa tercatat tergerus 7 juta dollar AS menjadi 98,1 juta dollar AS, padahal  bulan sebelumnya semepat menyentuh angka 105,1 juta dollar AS

Agus Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan penurunan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pengeluaran dalam rangka kebijakan nilai tukar dan kurs neraca dan revaluasi aset. Kebijakan menjaga nilai tukar menjadi prioritas BI dalam menjaga fundamental pertumbuhan ekonomi.

"Jadi cadangan devisa ini sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah atau di atas batas psikologis pada 2005 dan 2008 dengan 4,3 bulan impor," tutur Agus, Jumat (5/7/2013).

Agus mengaku tidak menentukan batasan cadangan devisa. Termasuk batas psikologis untuk cadangan yang biasanya ditetapkan di angka 100 juta dollar AS. BI memilih bersikap fleksibel terhadap batasan psikologis cadangan devisa.

Agus percaya fundamental ekonomi menentukan masuknya inflow ke pasar keuangan Indonesia. Membaiknya inflow mulai terlihat, hingga Juni 2013 dengan inflow sekitar 4 miliar dollar AS yang terdiri dari 2 miliar dollar AS saham dan 1,98 miliar dollar AS di pasar Surat Utang Negara (SUN).

Hal ini merupakan usaha BI untuk menjaga depresiasi rupiah yang mencapai 3,01 persen (year to date). Depresiasi ini relatif lebih rendah ketimbang dengan negara-negara di kawasan Asean seperti di Filipina (4,94 persen), Singapura (3,79 persen) dan Malaysia (3,13 persen).

"Jadi secara fundamental depresiasi ini masih lebih baik ketimbang negara di kawasan Asean," katanya.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas