Sour Sally Tawarkan Bisnis Waralaba
Pionir bisnis frozen yogurt di Indonesia, Sour Sally, meluncurkan waralaba Sour Sally Mini.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pionir bisnis frozen yogurt di Indonesia, Sour Sally, meluncurkan waralaba Sour Sally Mini.
Sebagai investasi awal, investor harus merogoh sekitar Rp 220 juta per outlet. Angka tersebut untuk Rp 50 juta franchise fee selama 5 tahun dan Rp 170 juta pendirian outlet serta pembelian mesin dan peralatan-peralatan awal.
Semua itu diluar biaya sewa lokasi serta variable cost bulanan seperti operasional, gaji karyawan dan bahan baku. Diperkirakan, Break Even Point akan diraih dalam 20-22 bulan.
"Investasinya lebih kecil, namun peluangnya lebih besar. Para investor bisa membuka outlet Sour Sally Mini di tempat-tempat strategis yang tidak terbatas di pusat perbelanjaan premium, seperti pertokoan dan food court," ujar Donny Pramono, Presiden Direktur PT Berjaya Bersama Sally (pemegang merek Sour Sally Mini).
Menurut Donny, langkah ini diharapkan bisa memperlebar jangkauan dan pasar Sour Sally serta menangkap peluang di segmen menengah di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Sour Sally Mini hadir dengan konsep outlet 3 meter x 3 meter denga lokasi di tempat-tempat non premium dengan traffic tinggi dan produk dengan harga terjangkau untuk segmen menengah. Hal ini berbeda dengan Sour Sally yang hadir di lokasi-lokasi premium dengan konsep boutique outlet.
"Walau lebih hemat, kualitas produk yang ditawarkan Sour Sally Mini sama dengan Sour Sally, yakni yogurt beku premium tanpa lemak dengan bahan baku berkualitas terbaik dari Amerika Serikat," tambahnya.
Pasar yogurt di Indonesia, menurut Donny, sangat menarik dan penuh potensi namun belum banyak pemainnya. Hal ini terlihat dari riset AC Nielsen, di mana pertumbuhan pasar yogurt meningkat 15 persen dari Rp 265,4 miliar pada 2011 menjadi Rp 305,3 miliar sepanjang 2012.
"Dari survey konsumen dan pasar yang kami lakukan setelah lima tahun berdiri, teridentifikasi bahwa konsumen telah teredukasi tentang unsur kebaikan yogurt bagi kesehatan, memiliki awareness tentang frozen yogurt dan merek Sour Sally. Bahkan, produk frozen yogurt Sour Sally telah berhasil menjadi sebuah produk gaya hidup dan bukan hanya produk trend," tutur Donny.
Ia mengklaim, tahun 2012 Sour Sally menguasai 70-80 persen market share frozen yogurt di Indonesia.
Sejak 2012 Sour Sally mengelola secara mendiri waralaba Sour Sally Mini. Hingga kini telah memiliki 7 outlet yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bandung, Solo dan Palembang.
Untuk lebih mengembangkan waralaba Sour Sally Mini, PT Berjaya Bersama Sally menggandeng PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia (K-Food) sebagai Master Franchisor. Keduanya menandatangani Perjanjian Master Franchise Jum'at lalu (5/1/2013) lalu.
Dengan perjanjian Master Franchise ini, Sour Sally dan K-Food sepakat untuk mengembangkan merek dan bisnis Sour Sally Mini di wilayah Indonesia.
"Target kami adalah membuka 50 outlet di tahun pertama dengan penetrasi awal ke Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Makassar dan Manado, dilanjutkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia," kata Ardantya Syahreza, Presiden Direktur K-Food.
K-Food sendiri merupakan perusahaan yang menggeluti bisnis kuliner yang selama 9 tahun.
Salah satunya menjadi terwaralaba Bakso Kota Cak Man dengan penjualan tertinggi di Indonesia melalui 3 outletnya. (Kompas.com)