Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasokan Menumpuk, Harga CPO Melorot

Meningkatnya pasokan CPO dunia sampai ke level tertinggi sejak tahun 1999 di tengah melambatnya permintaan CPO

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasokan Menumpuk, Harga CPO Melorot
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pekerja memeriksa sejumlah hasil dari pemrosesan tandan buah segar (tbs) kelapa sawit di Pabrik Buatan I milik Asian Agri di Kabupaten Siak, Riau 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terperosok. Meningkatnya pasokan CPO dunia sampai ke level tertinggi sejak tahun 1999 di tengah melambatnya permintaan CPO saat ini, menjungkalkan harga CPO ke level harga terendah dalam tiga tahun terakhir.

Di Bursa Derivatif Malaysia, Kamis (25/7/2013) pukul 16.43 WIB, harga CPO untuk pengiriman Oktober 2013 susut 1,53% ke level RM 2.188 per metrik ton ketimbang hari sebelumnya.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) baru- baru ini merilis prediksi persediaan CPO pada akhir tahun 2013-2014 akan melonjak 9,5 juta ton atau 21% dibanding periode 2012-2013. USDA juga memproyeksikan, produksi CPO 2013- 2014 akan naik 5% menjadi 58,1 juta ton dibanding periode tahun 2012-2013. Sedangkan, prediksi permintaan CPO dunia pada periode 2013-2014 ini hanya akan meningkat 4,4%.

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan bahwa tekanan harga CPO juga datang dari China. Muramnya rilis data manufaktur China di bulan Juli 2013, telah meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi di salah satu negara konsumen CPO terbesar ini. Kondisi ini bisa menurunkan tingkat permintaan CPO dari China. Alhasil, harga terus tertekan.

Juni Sutikno, analis Philip Futures mengatakan, harga CPO juga mendapat tekanan dari isu lingkungan hidup. Kampanye negatif yang dilakukan oleh sejumlah pihak bahwa CPO merupakan komoditas tidak ramah lingkungan turut menekan harga CPO. Selain itu, harga CPO juga tertekan oleh penurunan harga minyak.

Juni memperkirakan, tekanan harga CPO kemungkinan akan terus berlanjut, sebab CPO sudah kehilangan katalisator harganya. "Memang CPO ditopang permintaan untuk industri komestik yang tingkat penyerapannya mencapai 1%, tapi itu tidak membantu banyak," katanya.

Zulfirman mengatakan, sepekan ke depan, harga CPO masih rawan tekanan secara teknikal. Kondisi ini bisa dilihat dari indikator moving average convergence divergence (MACD) harga CPO yang secara mingguan masih berada di area -36 dan menunjukkan potensi penurunan. Stochastic yang berada di level 16 dekat area oversold membuka peluang aksi bargain hunting yang bisa memicu rebound harga.

Berita Rekomendasi

Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan harga CPO cenderung bergerak datar di kisaran RM 2.160 - RM 2.280 per ton. Juni memprediksi, CPO akan melemah antara RM 2.150 - 2.240 per ton.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas