Okupansi Travel Melejit
Rata-rata kenaikan volume penumpang 10-15 persen lebih tinggi daripada kondisi normal,
Editor: Budi Prasetyo
Dodiminasi Penimpang Arah Timur
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Erwin Adriansyah
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Biasanya, pada momen Idul Fitri, untuk dunia transportasi, kerap terjadi kenaikan okupansi penumpang. Hal itu pun dialami pebisnis travel pada momen arus mudik Idul Fitri 2013.
Astri Prikasih Aditya, Public Relation Cipaganti Travel, mengakui bahwa pada momen Idul Fitri tahun ini, volume penumpang mengalami kenaikan. "Data kami, hingga Sabtu (3/8), rata-rata kenaikan volume penumpang 10-15 persen lebih tinggi daripada kondisi normal," tandas Sachie, sapaan akrabnya, Senin (5/8/2013).
Dikatakan, kenaikan itu terjadi pada rute arah timur. Rute itu, jelasnya, termasuk para penumpang yang bertolak dari Jakarta ke Bandung. "Termasuk yang berangkat dari Bandung ke wilayah timur (door to door), seperti Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, dan lainnya," terang Sachie.
Sedangkan untuk rute barat, yaitu Bandung-Jakarta (shuttle travel), jelasnya, tidak terlalu ramai. Meski demikian, ungkapnya, rute Bandung-Bandara Soekarnohatta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Kenaikannya, sekitar 25 persen," ujarnya.
Diperkirakan, naiknya volume penumpang tujuan Bandara Soekarnohatta karena banyak yang bertolak ke luar Jawa. "Mungkin, mereka merayakan Idul Fitri di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, " katanya.
Adanya kondisi itu, sambung, secara umum, jelasnya, okupansi penumpang pada momen Idul Fitri mengalami kenaikan. Hingga Sabtu (3/8), Menurutnya, tingkat okupansi sekitar 80 persen lebih.
Sachie berpendapat, volume penumpang Idul Fitri tahun ini tidak jauh berbeda dengan momen sama tahun lalu. "Memang, tahun ini, ada beberapa kenaikan, termasuk BBM (bahan bakar minyak) subsidi. Tapi, Alhamdulillah, kondisinya tetap sama karena animo dan loyalitas pelanggan masih tinggi," ucapnya.
Mengenai tarif, Sachie mengungkapkan, pada momen Idul Fitri tahun ini, pihaknya melakukan penyesuaian tarif. Hal itu, jelasnya, adanya penyesuaian tuslah, seperti yang ditetapkan pemerintah.
"Untuk tarif point to point, penyesuaiannya Rp 5-10 ribu per orang. Sedangkan yang sifatnya door to door, penyesuaian tarifnya sekitar Rp 20 ribu," urai Sachie. (win)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.