TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) pemerintah akan berupaya mempercepat pembangunan kilang di Indonesia. Saat ini, setiap hari pemerintah Indonesia mengimpor 750 ribu barrel minyak per hari (bph) dengan anggaran sebesar 7 ribu dolar AS setiap hari.

Kilang minyak yang dimiliki pemerintah saat ini, hanya mampu mengolah minyak mentah sebanyak 800 ribu barel perhari. sedangkan kebutuhan BBM perhari mencapai 1,5 juta barel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan agar pembahasan untuk pembangunan kilang bisa segera diselesaikan, sehingga pembangunan kilang tersebut bisa segera berjalan.

"Jadi kita sudah minta sama Menteri Keuangan yang baru (Chatib Basri) agar segera putuskan soal pembangunan kilang," ujar Jero Wacik di rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Jero menambahkan, jika pembangunan kilang terus tertunda maka setiap tahunnya pemerintah harus menanggung beban impor BBM. Pembangunan kilang, menurutnya butuh waktu tiga hingga empat tahun kedepan.

"Kalau tidak cepat pembangunan kilangnya, repot kita," jelas Jero Wacik.

Walaupun pemerintah berupaya cepat dalam pembangunan kilang, pihaknya tidak ingin menabrak aturan yang ada. Untuk pembangunan kilang tersebut, Jero mengungkapkan harus ada kombinasi antara benar dan cepat.

Sebelumnya, untuk mengurangi impor BBM akibat dari tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pemerintah akan memaksimalkan pengolahan minyak mentah yang dimiliki, namun ketersediaan kilang yang masih terbatas, pemerintah mencoba untuk mencampur BBM dengan biodiesel agar BBM yang diimpor tidak terlalu besar.