Pelemahan Rupiah Pukul Bisnis Ternak Ayam
Ribuan peternak ayam pedaging di sentra perunggasan rakyat di Ciamis mulai merasakan kenaikan nilai tukar dollar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Ribuan peternak ayam pedaging di sentra perunggasan rakyat di Ciamis mulai merasakan kenaikan nilai tukar dollar.
Dampak itu terjadi pada kenaikan harga day old chick (DOC) atau bibit dan pakan ayam.
Dalam seminggu ini harga pakan ayam naik dari Rp 6.800 jadi Rp 7.300 per kg. Sementara harga DOC dalam dua minggu terakhir sudah naik tiga kali mulai dari Rp 3.000 per ekor kemudian naik Rp 4.500, dan Senin (2/9) sudah menembus Rp 6.000 per ekor.
"Kenaikan harga DOC ini tidak ada tanda-tanda akan turun. Bahkan lima atau enam bulan ke depan diperkirakan akan terjadi kelangkaan DOC," ujar Ketua Persatuan Peternak Ayam Nasional (PPAN) H Herry Dermawan kepada Tribun, Senin (2/9).
Kelangkaan DOC bukan karena para breeding farm (produsen DOC) besar tidak memproduksi DOC, tetapi perusahaan besar tersebut membatasi jumlah DOC yang dipasok ke peternak.
"Di Jabar ini ada 12 breeding farm kecil yang merupakan milik peternak setempat, empat di antaranya berada di Ciamis. Bila pasokan parent stok ini terhenti tentu saja produksi DOC dari breeding kecil yang ada di Ciamis juga terhenti. Makanya diperkirakan enam bulan ke depan, Ciamis akan menghadapi kelangkaan DOC yang berdampak berkurangnya pasokan daging ayam ke pasar-pasar tradisional," jelas Herry.
Di samping itu, kenaikan nilai tukar dollar tidak hanya mempengaruhi pasokan induk ayam penghasil DOC, tapi juga sangat mempengaruhi harga pakan ayam.
"Seluruh pakan ayam pedaging, apapun mereknya, semuanya komponennya impor dan nyaris tidak tergantikan atau tidak ada substitusinya. Kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah sangat berpengaruh pada kenaikan harga pakan ayam ini," jelar pria yang juga pengelola Poultry Shop Rinjani Ciamis ini.
Bahan baku impor itu mulai dari kedelai atau bungkil kedelai (15 persen), jagung (50 persen), tepung ikan dan bahan lainnya (35 persen).
Saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak Rp 18.000 per kg. Hal itu membuat harga ayam di tingkat eceran di pasar-pasar tradisional di Bandung dan Jabodetabek normalnya sekitar Rp 30.000 sampai Rp 32.000 per kg.
"Di Pasar Ciamis harus di bawah Rp 30.000 per kg. Kalau sampai Rp 34.000 per kg itu jelas kemahalan, mengingat biaya transportasi di lokal Ciamis tentu tidak semahal transportasi pengangkutan ayam dari Ciamis ke Bandung maupun dari Ciamis ke Jakarta," ujarnya.
Menurut H Engkus, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Manis Ciamis harga ayam potong Rp 34.000 per kg ini sudah berlangsung tiga minggu lalu. (sta)