Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

APCI Nilai Pernyataan Menkes Soal Cengkih Tidak Berdasar

bahwa cengkih yang digunakan untuk tambahan rokok hanya sedikit tidak berdasar dan patut dipertanyakan sumbernya

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
zoom-in APCI Nilai Pernyataan Menkes Soal Cengkih Tidak Berdasar
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Seorang buruh menjemur buah cengkih yang baru dipanen di Kampung Sasakcilaja, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Senin (25/6). Dalam beberapa bulan terakhir harga buah cengkih terus merosot dari harga sebelumnya Rp 200 ribu per kg menjadi Rp 70 ribu per kg yang diterima tengkulak saat ini. Merosotnya harga buah untuk bahan baku rokok dan obat-obatan ini dipicu datangnya musim panen raya dalam beberapa bulan kedepan yang berdampak stok buah cengkih meningkat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) menilai pernyataan Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi beberapa hari lalu di media massa nasional yang menyebut bahwa cengkih yang digunakan untuk tambahan rokok hanya sedikit tidak berdasar dan patut dipertanyakan sumbernya.

"Kami mempertanyakan sumber keterangan itu dari mana dasarnya. Pasalnya, 93 persen cengkih diserap oleh industri rokok, terutama kretek," kata Ketua APCI Soetarjo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis(3/10/2013).

Dijelaskannya, APCI memang sudah mengirimkan surat keberatan yang disampaikan ke Presiden SBY bahwa memang hampir satu juta petani dari total lima juta hektar lahan cengkih yang akan gulung tikar jika Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC) diberlakukan.

Data itu didapat APCI dari Dirjen Perkebunan dan juga sejumlah asosiasi.  "Jadi kami punya data jelas, saya tidak tahu ibu menteri memakai data yang mana," ujarnya.

Soetarjo juga heran, Menkes tetap saja ngotot meski menteri lain sudah memberi sinyal penolakan. "Kami dapat dukungan dari sejumlah kementerian lain," jelasnya tanpa memerinci.

Lebih lanjut, hasil produksi cengkih Indonesia per tahun berkisar 100 ribu ton dengan luas lahan sekitar lima juta hektare. Kini produksinya berkisar 75 ribu ton lantaran masalah cuaca sehingga harganya melonjak.

"Kami minta jangan ada regulasi yang mengganggu petani cengkih,"ujarnya.

Berita Rekomendasi

Seotarjo menegaskan, klausul yang paling ditolak petani cengkih dalam FCTC terutama pasal 9-10 yang menyebut rokok tidak boleh pakai zat perasa. Padahal, rokok kretek mayoritas memakai cengkih untuk memperkuat rasa.

Ia mengingatkan agar Menkes tahu betul bahwa cengkih asal Indonesia sangat disukai pasar dan dinyatakan terbaik di dunia.

"Jika FCTC diterapkan ditandatangi otomotis pemakaian cengkih berkurang, petani di daerah akan kacau,"katanya.

Dia menjelaskan, jika Menteri tetap ngotot, kalangan petani juga akan menunjukkan hal yang sama dan siap melakukan protes besar-besaran.

"Kabinet ini kan sebentar lagi, kita lihat nanti setelah turun apakah sikapnya masih sama," pungkas Soetarjo.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas