Malaysia Butuh Waktu Lama Sepakati Kemitraan Trans-Pasifik
Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik akan ditandatangani tahun ini, setelah AS menyatakan target itu dapat dicapai.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) akan ditandatangani tahun ini, setelah Amerika Serikat (AS) menyatakan target itu dapat dicapai.
Namun, menurut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Minggu (6/10/2013), batas waktu itu sangat ketat untuk TPP.
Dalam jumpa pers usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Stephen Harper, Najib menilai butuh waktu lebih lama agar kesepakatan itu dapat tercapai.
"Tapi, itu mungkin memakan waktu lebih lama," katanya.
Perwakilan Dagang AS Michael Froman, kemarin mengatakan, para negosiator telah membuat kemajuan signifikan pada isu-isu sensitif sebelum KTT APEC.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama ingin mencapai kesepakatan kawasan perdagangan bebas pada tahun ini.
AS telah memelopori negosiasi TPP, di mana mereka menggambarkannya sebagai upaya menciptakan 'standar emas' bagi perekonomian abad 21, dengan memerhatikan sektor yang cepat berubah seperti properti intelektual.
Namun, niat itu mendapatkan perlawanan dari sejumlah anggota APEC, karena banyaknya ketentuan dalam TPP.
Pakta itu akan menyatukan ekonomi AS, Australia, Selandia Baru, Jepang, Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, Chili, Kanada, Meksiko, dan Peru.
Cina, yang belum diundang untuk bergabung dalam perundingan TPP, tengah mengejar kesepakatan perdagangan bebas saingan yang melibatkan 16 negara Asia-Pasifik. (*)