Mau Buka Usaha di Indonesia Harus Sedia Uang Bumper Hingga 15 Persen
Di Indonesia masih belum lepas dari korupsi, uang sogokan, pelicin, agar usaha berjalan lancar. Hal
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Di Indonesia masih belum lepas dari korupsi, uang sogokan, pelicin, agar usaha berjalan lancar. Hal ini terbukti dari penuturan seorang eksekutif Indonesia di Jepang Jepang.
Albertus Prasetyo Heru Nugroho, President Indonesia Research Institute Japan, mengungkapkan dalam seminar "Situasi Kerja dan Wirausaha di jepang dan Indonesia," Sabtu, 26 Oktober lalu mengatakan, "Berusaha di Indonesia sampai saat ini kita harus menyediakan uang bumper (Red. uang pelicin) antara 10-15 persen. ya tahu sama tahu deh ya supaya usaha kita lancar," paparnya.
Albertus biasa dipanggil Arbi ini beberapa kali pergi-pulang ke Indonesia untuk membantu perusahaan Jepang membentuk usaha di Indonesia. Di dalam pengurusan pembentukan perusahaan di Indonesia dia mengakui tak bisa berbuat apa-apa untuk uang pelicin tersebut, "Terutama dengan petugas pajak ya kita tahu sama tahu deh ya," ungkapnya lagi.
Diakuinya pula saat ini pengurusan berbagai usaha di Indonesia memang mudah, tetapi itu pun kalau disertai uang bumper tersebut, "Banyak usaha Jepang kini melirik Indonesia karena situasi kondisi perekonomian yang baik di Indonesia. Namun juga saat berinvestasi di Indonesia harus pula melihat kenyataan dengan adanya uang bumper tersebut."
Pembicara lain Ahmad Hikam yang bekerja sebagai seorang engineer di perusahaan Jepang Chiyoda mengakui masih tetap ingin di Jepang, "Harapan saya tentu tidak terus menerus di Jepang nantinya, kalau bisa ya ditempatkan di Indonesia di masa yang akan datang sehingga bisa berkumpul dengan keluarga semua," ungkapnya lagi.
Iko Pramudiono, pembicara lain yang bekerja di Mitsui Bussan, Desember nanti akan pulang ke Indonesia dan menjadi manajer di PT Mitsui Bussan Indonesia, "Cukuplah pengalaman di Jepang. Sekolah saya juga di Jepang dan pengalaman juga cukup karena pernah bekerja di NTT juga. Waktunya mengabdi buat tanah air," ungkapnya yang senang bisa berkumpul kembali dengan keluarganya, isteri dan anaknya.
Sementara penyelenggara seminar, Direktur PT Jmax Indonesia, Prie Khusnul Khatima, yang lulusan universitas di Jepang itu berharap banyak pelajar Indonesia yang ada di Jepang setelah lulus bisa mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara Indonesia, "Saat ini banyak lowongan di Indonesia terutama di perusahaan Jepang karena banyak sekali perusahaan Jepang masuk ke Indonesia sementara kita kekurangan tenaga kerja yang mapan terutama yang bisa bahasa Jepang dan mengerti budaya Jepang," paparnya.
Kesempatan seminar ini untuk saling tukar informasi bagi masyarakat Indonesia yang ada di Jepang. Menantikan kembali ke Indonesia atau pun bagi yang mau bekerja di Jepang bagaimana harus mengantisipasinya sejak sekarang khususnya bagi yang mau lulus sekolah tahun depan.
Desember mendatang Prieka merencanakan untuk melakukan seminar kedua. Peserta harus daftar tetapi tidak dipungut biaya apa pun untuk ikut dalam seminar tersebut.