DNV GL Dorong Pemakaian Jaringan Pipa Gas
DNV GL, penyedia utama dalam layanan konsultasi dan penjamin teknis industri jaringan pipa lepas pantai
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DNV GL, penyedia utama dalam layanan konsultasi dan penjamin teknis industri jaringan pipa lepas pantai (offshore), menyelenggarakan sebuah seminar mendiskusikan permasalahan sistem jaringan pipa secara menyeluruh. Seminar tersebut membahas mulai dari perencanaan hingga pengoperasian yang dihadiri oleh lebih dari 100 eksekutif dan pejabat pemerintah di sektor minyak dan gas.
DNV GL Pipeline Day Jakarta 2013 bertujuan untuk mendorong terciptanya pemahaman mendalam terhadap tantangan dan tren masa depan di pasar yang menarik ini, juga mendiskusikan tantangan-tantangan teknis . Seminar ini juga membahas praktik-praktik terbaik terkait dengan sistem jaringan pipa offshore, yang meliputi fase perencanaan, manufaktur, instalasi, dan operasional.
Roderick Swan, Country Director DNV GL Indonesia, mengatakan, sistem jaringan pipa merupakan investasi yang signifikan dan elemen kunci dari sektor industri. "Sebagai salah satu dari lima pemain infrastruktur jaringan pipa terbesar di Asia-Pasifik, Indonesia merupakan pasar yang penting bagi DNV GL," ujar Roderick, Jumat (8/11/2013).
DNV GL telah beroperasi selama 20 tahun di Indonesia dan telah memberikan jasa konsultasi kepada banyak perusahaan Indonesia dan internasional dalam merancang dan mengembangkan sistem jaringan pipa mereka, serta memberikan konsultasi tanggap darurat dalam situasi krisis.
Kontribusi Indonesia dalam total jaringan pipa adalah 5,2 persen atau 13.752,5 km, dengan jalur pipa Natuna Timur-Filipina sebagai jalur pipa terpanjang. Sebagai tambahan pada infrastruktur yang sudah ada, terdapat tujuh proyek besar yang telah direncanakan akan mencapai 5.567 km, serta masih ada pula pengembangan lapangan offshore lain yang hingga saat ini sedang berlangsung, seperti ekspansi untuk lapangan Tangguh, Gendalo-Gehem, dan pengembangan lapangan Jangkrik.
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan roadmap untuk meningkatkan produksi gas nasional, yaitu dengan menargetkan pembangunan infrastruktur yang akan selesai pada 2016. Sesuai dengan roadmap dari Pemerintah, belanja modal untuk pengembangan bawah laut di Indonesia, yang didalamnya juga termasuk aset-aset lain selain sistem jaringan pipa, diperkirakan akan tumbuh 360 persen dalam tiga tahun menjadi 2,2 miliar dollar AS pada 2016, dari 620 juta dollar AS pada 2013.
"DNV GL Pipeline Day Jakarta 2013 mempertemukan perusahaan-perusahaan migas utama di Indonesia untuk membahas mengenai berbagai tantangan dalam dunia migas dan mendukung industri untuk menemukan solusi dalam mencapai target produksi migas nasional," kata Roderick.
Pemerintah menargetkan total produksi migas nasional sebesar 1,24 juta barel setara minyak per hari pada 2014, dan berharap untuk menemukan cadangan ekonomis baru di wilayah Timur Indonesia di tengah berbagai tantangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.