Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Soal IPO, Industri Seks Lebih Laku

Saat bicara mengenai initial public offering, industri seks sepertinya memiliki daya jual lebih baik

Editor: Sanusi
zoom-in Soal IPO, Industri Seks Lebih Laku
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Aktivitas pegawai di sekitar layar yang menunjukkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2013). Mulai 1 Desember 2013, BEI menurunkan jumlah satuan lot saham dari 500 saham menjadi 100 saham. Kebijakan ini diharapkan akan menarik lebih banyak investor berinvestasi di pasar saham. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saat bicara mengenai penawaran umum saham perdana (initial public offering), industri seks sepertinya memiliki daya jual lebih baik ketimbang internet.

Ambil contoh, saham produsen kondom dunia Karex, melambung tinggi pada debut hari pertamanya. Sementara, saham Twitter masih harus menghadapi ketidakpastian.

Saham Karex, yang menguasai 10 persen pangsa pasar kondom dunia, melompat hingga 30 persen menjadi 2,50 ringgit Malaysia, dari harga penawarannya yakni 1,85 ringgit Malaysia. Pada hari pertamanya listing, saham Karex ditutup di posisi 2,45 ringgit.

Sementara, banyak analis yang pesimistis mengenai debut perdagangan saham Twitter. Mereka khawatir, saham Twitter akan senasib dengan teman seperjuangan mereka yakni Facebook yang menderita pada listing perdananya. Saham Facebook tidak hanya gagal mendaki, melainkan juga kehilangan separuh dari nilainya dalam empat bulan setelah IPO.

Hasil survei yang dilakukan AP-CNBC poll menunjukkan, hampir separuh investor yang aktif melakukan transaksi merasa Twitter tidak akan menjadi investasi yang bagus.

Bandingkan dengan industri Kondom. Menurut Lee Yen Ling, analis Maybank, Karex yang merupakan produsen kondom merek Durex dan LifeStyles, berencana menggunakan dana IPO sekitar 75 juta ringgit atau 23,5 juta dolar AS untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dua kali lipat menjadi enam miliar pieces pada akhir 2015 mendatang.

Menurutnya, fair value untuk saham Karex adalah 2,16 ringgit mengingat outlook pertumbuhannya yang mengagumkan.

BERITA REKOMENDASI

Kompetitor terbesar Karex, Thai Nippon Rubber, dapat memproduksi 2 miliar pieces per tahun.

"Suplai kondom di pasar masih minim. Hal ini sesuai laporan sejumlah NGO dan agen pemerintah global. Perusahaan kondom lain belum berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksinya," jelasnya. Yen Ling memprediksi, pangsa pasar Karex akan naik menjadi 15 persen pada 2015 mendatang.

Tim analis RHB juga memiliki pandangan positif terhadap saham Karex dan merekomendasikan buy dengan target harga 2,59 ringgit per saham. Alasannya, mengutip prediksi Infobusiness Research, pasar kondom global akan tumbuh menjadi 30,4 pieces per tahun pada 2016 mendatang. Sebagai perbandingan, pada 2011, jumlahnya hanya 21,2 miliar.

"Kami percaya bahwa konsumsi kondom akan naik sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia, yang saat ini naik sebanyak 1 miliar orang dalam setiap 12 tahun. Diprediksi, pada 2025 mendatang, populasi dunia akan mencapai 8,1 miliar," jelas RHB.(Barratut Taqiyyah)

Tags:
IPO
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas