Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Petani Swadaya Binaan Asian Agri Raih Sertifikat RSPO

Industri sawit di tanah air dinilai sudah memenuhi standar internasional yang mengharuskan pengelolaan yang berkelanjutan

Penulis: Sanusi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Petani Swadaya Binaan Asian Agri Raih Sertifikat RSPO
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Petani mengumpulkan tandan buah segar (tbs) kelapa sawit di kebun inti kelapa sawit milik Asian Agri, di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (17/4/2013). Di Provinsi Riau Asian Agri mengelola sekitar 5.500 hektar kebun inti serta memasok kebutuhan petani yang mengelola 11.000 hektar kebun plasma kelapa sawit. Dalam setahun kebun kelapa sawit Asian Agri di Provinsi Riau mampu memproduksi 25 ton tbs per hektar. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri sawit di tanah air dinilai sudah memenuhi standar internasional yang mengharuskan pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hal ini setidaknya bisa dilihat dari diraihnya sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) oleh Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah, kelompok petani sawit binaan Asian Agri di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Sertifikat RSPO tersebut diraih dalam acara Pertemuan Tahunan ke-11 RSPO yang dihadiri 680 peserta dari 30 negara. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun mengatakan, diadakannya pertemuan tahunan RSPO di Medan dan termasuk ikutnya Asian Agri berpameran di acara itu, menunjukkan keseriusan Indonesia untuk mewujudkan sawit berkelangsungan.

"Asian Agri merupakan satu-satunya perusahaan perkebunan di Indonesia dan dunia yang berpameran di acara itu. Ini menunjukkan keterbukaaan perusahaan itu termasuk untuk dikritik," ujar Derom dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/11/2013).

Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan RI menuturkan, masyarakat, pengusaha dan pemerintah merasakan bahwa sawit memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian. Dengan begitu, berbagai hambatan yang menimpa usaha itu terus diupayakan ditekan bahkan dihilangkan.

"Peraihan CRSPO (sertifikat RSPO) membanggakan karena menunjukkan keseriusan masyarakat, pengusaha dan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan sawit berkelanjutan," ujarnya.

Sebagai negara produsen dan bahan produsen terbesar sawit, Indonesia tentunya semakin ingin diakui di pasar internasional. Hal itu sudah ditunjukkan melalui berbagai upaya seperti peraihan CSPO termasuk oleh petani swadaya yakni Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah.

Berita Rekomendasi

Direktur RSPO Indonesia Desi Kusumadewi mengakui, Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah masih menjadi satu-satunya yang meraih sertifikat RSPO di Indonesia dan kedua di dunia setelah petani di Thailand juga sudah meraih sertifikat serupa.

"Sampai sekarang pun belum ada petani swadaya lain yang mengajukan untuk dianalisis atau diaudit untuk kepentingan CRSPO itu," ujarnya.

Sementara itu, General Manager Asian Agri, Freedy Wijaya menegaskan, perusahaan itu berupaya bisa mendapatkan sertifikasi RSPO untuk kebun petani plasma mitra binaan seluas 60.000 hektare dari dewasa ini yang masih hampir 25 ribuan hektare.

"Sebagai pelopor petani plasma sawit di Indonesia, manajemen ingin perusahaan dan petani binaan maju secara bersama-sama," kata Freedy.

Ketua Asosiasi Petani Swadaya Amanah Sunarno mengaku bangga bisa meraih sertifikat RSPO itu.

"Diraihnya sertifikat RSPO itu tidak terlepas dari dukungan Asian Agri, sebagai perusahaan yang membina petani khususnya dalam menampung buah sawit petani sejak kelompok itu dibentuk kecil-kecilan pada tahun 2002 dan menjadi asosiasi sejak 2012, pemerintah dan berbagai jarajaran terkait lainnya," tuturnya.

Penilaian untuk sertifikat meliputi 149 kriteria yang merupakan pengembangan delapan prinsip RSPO yakni transparansi, Undang-Undang atau ketaatan pada hukum, ekonomi, praktik yang baik, tanggung jawab lingkungan, sosial, High Conservation Value atau nilai konservasi tinggi serta perbaikan terus menerus yang berhasil dipenuhi Amanah, sungguh membanggakan.

Ia menjelaskan, asosiasi itu yang terdiri dari 349 petani memiliki lahan seluas 763 hektare di tiga desa yakni Trimulya Jaya, Bukit Jaya dan Air Mas di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Keberhasilan meraih sertifikat RSPO itu mendorong Amanah untuk mengembangkan kelompok usaha yang juga berpotensi mengantongi sertifikasi.

"Memenuhi standar dan disusul mengantongi Sertifikat RSPO diakui menaikkan marwah atau gengsi asosiasi. Asian Agri pembeli buah petani sejak awal saja semakin memberikan penghargaan antara lain dengan semakin percaya dan menghargai tinggi TBS petani," tandasnya.

Head Plasma Asian Agri Pengarapen Gurusinga menuturkan, sebagai perusahaan sawit yang sudah mengantongi sertifikat RSPO, pihaknya juga ingin membeli buah sawit dari petani yang juga sudah terakreditasi. Alasan itulah yang mendorong perusahaan untuk mendukung penuh Amanah mendapatkan sertifikasi.

"Kebanggaan Amanah mendapatkan sertifikat RSPO itu juga dirasakan Asian Agri karena itu menunjukkan keseriusan Asian Agri dalam mendukung sawit berkelanjutan seperti yang disepakati internasional," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas