Promosikan Budaya dan Produk, Jepang Gelontorkan Dana 37,5 Miliar Yen
Cool Japan Fund Inc. ingin menggencarkan promosi Jepang di dunia. Dana awalnya tersedia 37,5 miliar yen
Editor: Widiyabuana Slay
![Promosikan Budaya dan Produk, Jepang Gelontorkan Dana 37,5 Miliar Yen](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/nobuyuki-ota_ok_457.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Cool Japan Fund Inc. ingin menggencarkan promosi Jepang di dunia. Dana awalnya tersedia 37,5 miliar yen dan kemungkinan terus bertambah. Targetnya mempromosikan budaya dan segala macam produk, termasuk film, animasi, makanan Jepang dan sebagainya. Bahkan investasi di berbagai negara termasuk di Indonesia nantinya.
"Usaha ini baru diresmikan pembukaannya Senin (25/11/2013) merupakan hasil pemikiran bersama antara pihak pemerintah dan swasta di Jepang untuk promosikan Jepang lebih gencar lagi di luar negeri," papar Nobuyuki Ota, CEO Cool Japan Fund Inc. khusus kepada Tribunnews.com di kantornya, Kamis (22/11/2013).
Ota mengakui sangat kaget akhir-akhir ini banyak sekali wisatawan dari Asean khususnya datang ke Jepang, "Mereka pun belanja di tempat yang mahal seperti Ginza. Ini sangat baik dan artinya mereka mengenal baik Jepang," tambahnya.
Kehadiran turis asing ke Jepang pun tampaknya membuat Ota semakin sadar bahwa sebenarnya Jepang bisa lebih baik lagi dalam memaksimalkan promosi negeri matahari terbit ini di luar negeri seperti di Indonesia .
Cool Japan akan bekerjasama dengan perusahaan Jepang yang berinvestasi ke luar negeri dan memberikanan nasehat atau advised agar usahanya lebih berhasil lagi di luar negeri.
"Selama ini kita sering mendengar Jepang mengekspor barangnya tapi ternyata tidak banyak menguntungkan. Kita berikan model sistem usaha sehingga menguntungkan bisnis ekspor Jepang dan penjualannya di luar negeri."
Banyak pengusaha Jepang yang mengekspor produk dan menjual barangnya di luar negeri kurang handal dalam berbisnis, terlalu manis sehingga gagal dalam berbisnis perdagangannya di luar negeri, tambahnya. Karenanya Cool Japan hadir agar dapat menyatukan semua produk dalam satu tempat, sehingga dapat memberikan dampak lebih baik dalam penjualan produk Jepang secara keseluruhan nantinya.
"Jadi kita tak menjual satu-satu," ungkapnya mulai memberi contoh, "Kita kerja sama dengan misalnya mall setempat, kita dapat luas ruang sekian besar, lalu kita pamerkan berbagai produk Jepang di situ sehingga berdampak lebih baik, disertai penjelasan tiap produk pada saat konsumen datang ingin membelinya. Dengan penjelasan itu calon pembeli akan lebih yakin, percaya dan semakin mengerti kelebihan suatu produk . Jadi bisa mengerti dengan baik mengapa sebuah produk itu mahal."
Misalnya berjualan beras yang berharga mahal. Ada alasannya karena memang sangat enak. Apalagi kalau diliwet dimasak dengan cara begini begitu lalu pakai garam dan sebagainya , maka akan jadi nasi yang luar biasa legit . Itulah sebabnya harga beras mahal dan produk ini juga dibuat dengan cara begini begitu di Jepang, sehingga akan nyaman bagi yang menikmatinya dan bersih serta malahan dapat meningkatkan kesehatan si konsumen dengan makan nasi yang baik dan mahal itu. Jadi banyak keuntungannya, makanya mahal.
"Dengan penjelasan tersebut pembeli pasti mengerti dan akan beli produk yang berkualitas tinggi dan berharga mahal. Bukan dengan harga murah. Kalau mau yang murah-murah beli saja sana yang buatan China."
Jadi sebenarnya banyak yang bisa ditawarkan dengan lebih baik lagi di luar negeri mengenal produk Jepang dan itu akan dilakukan agresif lagi oleh Cool Jepang mulai tahun depan.
Ota yang kelahiran perfektur Mie selama 8 tahun (1977-1985) berdomisili di Amerika Serikat dan sekembalinya ke Jepang mendirikan asosiasi fashion designer Jepang tahun 1985, lalu menjadi CEO Issey Miyake Inc Japan. Tahun 2006 menjadi Direktur Japan Fashion Week dan 2011 jadi Managing Executive Officer Matsuya Department Stores.
Pengalamannya yang banyak di bidang merchandise terutama fashion membuat pemerintah Jepang khususnya kementerian ekonomi perdagangan dan industri (METI) mempercayakan dirinya sebagai CEO Cool Japan tersebut. Itulah sebabnya METI menginvestasikan 30 miliar yen ke perusahaan tersebut. Sisanya dari 15 perusahaan Jepang lain.
Keahliannya di bidang penasehat fashion membuat dia sebagai guru fashion di Jepang, "Murid saya mungkin ribuan saat ini di Jepang kalau ketemu mereka selalu dipanggil sensei," paparnya sambil tersenyum.
Dia juga mencontohkan sebuah sake dari perfektur Yamaguchi ternyata bisa langsung terkenal di berbagai negara di dunia. Jadi sebenarnya produsen produk Jepang di daerah-daerah pun tidak perlu terkenal di Jepang, langsung terkenal di dunia juga bisa seperti produsen sake tersebut, tambahnya.
Itulah yang mau dibawa Ota ke berbagai negara di luar Jepang, dari daerah di Jepang yang punya kelibihan masing-masing, diperkenalkan langsung ke berbagai negara, beserta budaya Jepang dan dia tampaknya sangat yakin bisa sukses mulai gerakannya sekitar Maret tahun depan.
Kantor barunya saja hari ini saat Tribunnews.com ke sana masih belum jadi, "Moga-moga saat peresmian Senin depan semua sudah beres ya," ungkapnya sambil senyum.