Panen Udang Anjlok 30 Persen karena Cuaca Buruk
Hujan yang turun terus menerus berdampak pada panen udang windu berkualitas ekspor di Banyuwangi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Hujan yang turun terus menerus berdampak pada panen udang windu berkualitas ekspor di Banyuwangi. Hasil panen turun hingga 30 persen karena udang tumbuh tidak normal.
"Biasanya kami panen saat udang windu berusia 4 bulan dengan ukuran 30 ekor per kilogram. Tapi agar tidak rugi terpaksa kamu panen lebih awal saat ukuran 80 ekor per kilo. Harganya pun selisih jauh dari harga normal. Yang biasa di jual harga Rp 120.000 per kilogram hanya sekitaran Rp 89.000 per kilogram," ungkap Muhtarom, petani tambak udang warga desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, Selasa (21/1/2014).
Muhtarom mengatakan, hujan yang turun terus menerus membuat suhu turun dan berimbas pada udang yang tidak bisa tumbuh normal karena serangan penyakit seperti white spot dan mio. Suhu dingin juga memicu pertumbuhan plankton biru dan merah yang merugikan petani.
"Indikasinya ada perubahan warna air kolam. Jika muncul plankton yang merugikan air akan berwarna hijau kebiruan atau merah kecoklatan. Sedangkan air yang sehat untuk udang berwarna hijau kecoklatan atau krem," jelasnya.
Sementara itu Sunardi, petani tambak udang yang ada di Desa Bengkak Kecamatan Wongsrejo juga mengungkapkan ia dan rekan sesama petani tambak udang sudah berusaha mengantisipasi penyakit dengan menebar bakteri menguntungkan seperti Laktobasilus dan basilus.
"Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Banyak udang yang mati karena stress dan banyak juga yang menjadi kanibal," katanya.
Akibat cuaca buruk, panen normal satu hektar tambak udang windu kualitas ekspor yang mencapai 40 ton dengan udang ukuran 30 ekor per kilogram turun drastis hingga sekitar 30 ton. "Rata-rata petani di sini hasil panennya turun 30 persen," ujar Sunardi.(Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.