Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dampak Cuaca Buruk Budidaya Ikan Air Tawar Rugi Miliaran

Tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir berdampak buruk pada budidaya ikan air tawar

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Dampak Cuaca  Buruk Budidaya Ikan Air Tawar Rugi Miliaran
budidaya ikan air tawar patin 

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA. Tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir yang memicu pembalikan massa air (up welling) berdampak buruk pada budidaya ikan air tawar. Pasalnya, pembalikan massa air memicu kematian ikan. Hingga akhir Januari 2014, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerima laporan kematian ikan air tawar yang dibudidayakan di waduk Jatiluhur dan waduk Cirata, Jawa Barat.

Mengutip data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, pada 23 Januari 2014 ada sekitar 300 ton ikan yang mati di waduk Jatiluhur lokasi 1 - 5. Beberapa jenis ikan yang mati antara lain ikan mas, ikan nila dan ikan oscar dengan total kerugian mencapai Rp 4,5 miliar. Sedangkan di waduk Cirata, ikan yang mati selama 17 Januari - 23 Januari 2014 mencapai 100 ton dengan kerugian sekitar Rp 1,5 miliar.

Sebagai perbandingan, selama Januari 2013, jumlah ikan mati akibat pembalikan massa air di waduk Jatiluhur mencapai 2.000 ton dengan kerugian mencapai Rp 30 miliar. Sedangkan di waduk Cirata, jumlah ikan yang mati selama 2013 mencapai 240 ton dengan kerugian Rp 4,2 miliar

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pembalikan massa air yang mengakibatkan kematian ikan ini selalu terjadi di awal tahun saat puncak musim hujan. Sebenarnya, kata Slamet KKP sudah menghimbau dinas terkait di daerah dan masyarakat yang membudidayakan ikan di dua waduk tersebut untuk mengantisipasi tingginya jumlah ikan mati. "Pada Oktober 2013 kami sudah menghimbau untuk melakukan panen ikan lebih awal, mengurangi populasi ikan, dan anjuran untuk tidak menebar bibit selama Desember 2013 - Januari 2014," ujarnya kepada KONTAN Senin (3/2).

Tapi tak semua pebudidaya ikan di waduk tersebut mengikuti himbauan ini. Pasalnya, pada akhir Januari 2014 ada tahun baru imlek sehingga banyak pebudidaya yang menunda panen ikan untuk dijual saat imlek. "Banyak pebudidaya menahan ikan untuk dijual saat imlek. Sebab, saat imlek harga ikan lebih tinggi," jelas Slamet.

Saat imlek, permintaan beberapa jenis ikan seperti ikan mas, bandeng dan nila melonjak. Slamet mencontohkan, ikan mas yang biasa dijual Rp 16.000 per kilogram (kg), saat imlek harganya bisa melonjak menjadi Rp 30.000 per kg. Slamet bilang, ke depan KKP akan terus membenahi sistem budidaya ikan air tawar untuk menekan kerugian akibat kematian ikan.(KONTAN/Maria Elga Ratri  )

BERITA TERKAIT
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas