Likuiditas Terganggu, Kredit UMKM Melambat
Pelambatan ekonomi akibat gejolak finansial global dan dalam negeri sedikit mempengaruhi pertumbuhan Usaha Menengah Kecil Mikro
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelambatan ekonomi akibat gejolak finansial global dan dalam negeri sedikit mempengaruhi pertumbuhan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Imbasnya, kredit perbankan juga mengalami pelambatan pertumbuhan.
Indra W Supriadi, President & CEO PT Bank Sahabat Sampoerna, menargetkan pertumbuhan kredit Bank Sampoerna pada tahun ini sebesar 50 persen dari capaian kredit tahun lalu sebesar Rp 1,7 triliun. Pertumbuhan ini masih dibawah tahun lalu yang tumbuh sebesar 70 persen.
"Kami pasang target 50 persen, ini dengan melihat banyaknya gangguan perekonomian seperti persoalan makro ekonomi akibat sulitnya pendanaan, makanya nggak akan setinggi tahun lalu yang pertumbuhannya mencapai 70 persen," kata Indra di Jakarta, Jumat (7/2/2014).
Pertumbuhan itu juga selaras dari strategi Bank Sampoerna yang akan memperbesar pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 50 persen dari capaian tahun lalu yang sebesar Rp 2,1 triliun.
Aksi ini dilakukan bank yang semua kreditnya disalurkan ke UMKM itu dengan melihat seretnya likuiditas pada tahun ini. Sehingga perbankan mewanti-wanti pertumbuhan kredit pada tahun ini.
"Pertumbuhan kredit agak tertekan makanya kami perkuat dana simpanan dan memang secara umum pertumbuhan industri perbankan akan alami pelambatan," katanya.
Laba bersih Bank Sampoerna pada tahun ini ditargetkan sebesar Rp 20 miliar. Tahun lalu laba bersih Bank Sampoerna mencapai Rp 18 miliar, tumbuh signifikan dari capaian 2012 yang hanya Rp 2 miliar.