Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Manajemen Sky Aviation dan Pemegang Saham Kurang Harmonis

INACA memastikan maskapai Sky Aviation memang berhenti beroperasi untuk sementara

Penulis: Sanusi
zoom-in Manajemen Sky Aviation dan Pemegang Saham Kurang Harmonis
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang dibeli maskapai Sky Aviation tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (23/8/2013). Pesawat yang rencananya akan melayani penerbangan Jakarta, Denpasar, Kupang, dan Labuan Bajo tersebut merupakan pembelian ke-2 dari rencana 12 pesawat hingga 2015. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) memastikan maskapai Sky Aviation memang berhenti beroperasi untuk sementara waktu sambil menunggu investor baru.

Tengku Burhanuddin, Sekretaris Jenderal INACA, kabar penghentian operasional salah satu anggota INACA tersebut sudah diketahui sejak semalam (18/3/2014). "Saya sudah dengar sejak semalam. Tapi memang Sky sedang ada negosiasi dengan investor barunya," kata Tengku kepada Tribunnews.com, Rabu (19/3/2014).

Tengku mengatakan, investor yang saat ini menyuntik dana untuk Sky menolak business plan yang diajukan manajeman Sky, sehingga Sky mencari investor baru yang bisa menaungi bisnis dan operasional Sky Aviation.

Namun, Tengku sendiri belum tahu siapa investor yang siap memberikan modalnya kepada Sky Aviation.

Sementara itu, kendati berhenti beroperasi, sejumlah pesawat Sky dipastikan belum ada yang ditarik oleh lessor. "Pesawat masih lengkap, tidak ada yang ditarik."

Saat ini, Sky mengoperasikan tiga unit pesawat Sukhoi SSJ-100, lima unit Fokker F50, satu unit Fokker 100, satu unit Caravan, dan satu unit Cirrus SR-22.

Gembar-gembor isu ketidakharmonisan antara pemegang saham sebenarnya sudah tercium oleh regulator (Kementerian Perhubungan) sejak Februari 2014. Kala itu, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay, mengatakan Sky Aviation sulit bersaing karena modal yang tidak memadai untuk ekspansi. Upaya pengembangan oleh Sky Aviation ternyata tak didukung oleh finansial pemegang saham.

Berita Rekomendasi

"Maskapai yang bisa bertahan saat ini adalah yang bisa lebih efisien dan memiliki kondisi internal yang baik," kata Herry.

Berdasarkan penelusuran Tribun, Komisaris Utama Sky Aviation yaitu Yusuf Ardhi. Yusuf Ardhi yang juga anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya dikabarkan sebagai pemilik dari Sky Aviation.

Seperti diberitakan sebelumnya, maskapai Sky Aviation dipastikan berhenti beroperasi untuk sementara. Pasalnya, Sky masih menunggu investor baru yang mau menyuntikkan dana untuk operasional maskapai.

"Ya sementara kami tutup. Saat ini kami sedang menungggu pembicaraan dengan investor baru," kata Sutito Zainudin, General Manajer Marketing PT Sky Aviation, melalui pesan singkat (SMS).

Belum jelas batas waktu penghentian sementara operasional penerbangan Sky Aviation tersebut. Ketika dihubungi, Sutito hanya menjawab,"Saat ini sedang dibahas dan segera diinformasikan."


  

    

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas