Posisi Dirut bjb Kosong Usai OJK Tolak Beberapa Calon
Bank bjb akan melakukan perubahan jajaran manajemen yang akan ditetapkan melalui RUPS-LB.
Editor: Fajar Anjungroso
![Posisi Dirut bjb Kosong Usai OJK Tolak Beberapa Calon](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140512_223205_bank-bjb-tingkatkan-nasabah-baru.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menyusul tidak lolosnya beberapa pengurus dalam uji layak dan kepatutan (fit & proper test) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank bjb akan melakukan perubahan jajaran manajemen yang akan ditetapkan melalui RUPS-LB. Adapun beberapa perubahan pengurus tersebut, yaitu akan adanya perubahan susunan jajaran Direksi, Vice President, dan Branch Manager bank bjb.
Direktur Utama bank bjb, Bien Subiantoro, menjelaskan perubahan struktur pengurus tersebut terkait dengan hasil uji layak dan kepatutan yang telah dilakukan OJK. Pihaknya telah menerima surat keputusan tentang hasil fit & proper test dari OJK pada Jumat (9/5).
"Dengan keputusan OJK Jumat kemarin, saat ini bank bjb tidak memiliki Direktur Utama, Direktur Konsumer dan Direktur Operasi. Sejak Jumat lalu saya juga sudah bukan Direktur Utama bank bjb lagi," kata Bien dalam jumpa pers di Jalan Sumatera, Senin (12/5).
Dikatakan Bien, saat ini bank bjb tengah mengajukan beberapa calon anggota Direksi kepada OJK. Untuk mengisi kekosongan kursi jajaran Direksi, sudah ada empat nama yang diajukan untuk mengikuti fit & proper test. "Tentunya sebagai profesional, esensinya (jabatan direksi) harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan OJK," katanya.
Kekosongan jabatan direksi sendiri, kata Bien, diharapkan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja bank bjb untuk beberapa waktu ke depan. Pasalnya, menurut Undang-Undang, Komisaris diperkenankan untuk menjalankan tugas sebagai pengurus. "Komisaris bisa menjalankan tugas sebagai pengurus. Meski begitu, saya tidak dalam posisi untuk menilai," ujarnya.
Disinggung mengenai apakah keputusan OJK tersebut berkaitan dengan beberapa kasus yang mendera bank bjb, Bien menepisnya. Ia yakin keputusan-keputusan yang diambilnya tidak menimbulkan kerugian terhadap bank bjb. "Sampai saat ini, tidak ada kerugian apapun dari keputusan-keputusan yang saya buat untuk bjb," katanya.
Di bawah kepemimpinan manajemen periode 2011-2013, bank bjb menunjukkan kinerja yang cukup membanggakan. Total aset bank bjb hingga April 2014 mencapai Rp 81,8 triliun, naik cukup signifikan sebesar 88 persen bila dibandingkan dengan jumlah aset yang dicapai perseroan di akhir tahun 2010 sebesar Rp 43,4 triliun.
Peningkatan total aset ini juga diimbangi dengan kenaikan laba bersih bank bjb yang terus mengalami pertumbuhan sejak tahun 2010 sehingga bisa mencatatkan Rp 1,37 triliun pada akhir Desember 2013 lalu, atau meningkat 54,3 persen dibandingkan total laba per Desember 2010.
Pada triwulan 1 tahun 2014, bank bjb juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 326 miliar. Adapun total aset bank bjb mencapai Rp 78,9 triliun atau meningkat sebesar 15.3 persen (y-o-y) serta dana pihak ketiga mencapai Rp 61,5 triliun atau meningkat sebesar 26,5 persen (y-o-y).
Dari sisi kredit, bank bjb mencatat pertumbuhan (y-o-y) sebesar 20,3 persen atau mencapai Rp 45, 5 triliun yang sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional. "Selama kurang lebih tiga tahun membina bank bjb, kami bersyukur bjb telah menjadi bank nasional dan bank sistemik. Kami juga cukup gembira karena kinerja bank bjb selama kami pimpin cukup berkembang, dari sisi jaringan juga tumbuh sangat agresif. Kami yakin bahwa jaringan yang tumbuh seagresif itu akan menumbuhkan laba," ujar Bien.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.