Chairul Tandjung Ingin Perbankan Indonesia Lebih Langsing
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengaku ingin perbankan di Indonesia lebih ramping.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengaku ingin perbankan di Indonesia lebih ramping.
Pasalnya dengan ada 100 bank di dalam negeri, tak membuat perbankan Indonesia kuat terutama saat menghadapi perdagangan bebas tahun depan (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA).
"Jumlah bank yang lebih dari 100 itu memang terlalu banyak untuk Indonesia," ujar Chairul di Kantor Kementerian Perekonomian, Selasa (15/7/20214).
Chairul menjelaskan perbankan Indonesia terlalu banyak. Tapi, tidak ada yang mempunyai aset besar untuk menghadapi perdagangan bebas. Chairul menyebut Mandiri adalah bank dengan aset besar, namun belum cukup besar masuk jajaran perbankan di Asean.
"Bank yang besar yaitu bank mandiri masih urutan 11 di Asean, sementara yang diperlukan kita harus masuk paling tidak menguasai top ten bank ya," ungkap Chairul.
Menanggapi CIMB Malaysia yang melakukan merger dengan perbankan di Malaysia, Chairul melihat fenomena tersebut hal yang wajar. Sebab, perbankan Malaysia sedang dalam persiapan melakukan pengembangan yang besar.
"Ya kan memang tren ke depan perbankan itu sebaiknya e- sizing nya besar," papar Chairul.
Bos CT Corp menjelaskan merger perbankan Malaysia antara CIMB dengan dua instansi finansial memang mengarah kepada sebuah arsitektur perbankan yang besar. Trend tersebut dinilai Chairul sebagai hal global.
"Bukan hanya dilakukan di Malaysia. Dilakukan banyak di Amerika, di Eropa, dan sekarang dilakukan di Asia," kata Chairul.