Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Chairul Tandjung Ingin Perbankan Indonesia Lebih Langsing

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengaku ingin perbankan di Indonesia lebih ramping.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Chairul Tandjung Ingin Perbankan Indonesia Lebih Langsing
Warta Kota/henry lopulalan
KOORDINASI PENANGANAN KORUPSI - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung (CT) mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Rabu (28/5/2014). CT datang untuk melakukan koordinasi dengan KPK soal korupsi di Menko bidang perekonomian. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengaku ingin perbankan di Indonesia lebih ramping.

Pasalnya dengan ada 100 bank di dalam negeri, tak membuat perbankan Indonesia kuat terutama saat menghadapi perdagangan bebas tahun depan (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA).

"Jumlah bank yang lebih dari 100 itu memang terlalu banyak untuk Indonesia," ujar Chairul di Kantor Kementerian Perekonomian, Selasa (15/7/20214).

Chairul menjelaskan perbankan Indonesia terlalu banyak. Tapi, tidak ada yang mempunyai aset besar untuk menghadapi perdagangan bebas. Chairul menyebut Mandiri adalah bank dengan aset besar, namun belum cukup besar masuk jajaran perbankan di Asean.

"Bank yang besar yaitu bank mandiri masih urutan 11 di Asean, sementara yang diperlukan kita harus masuk paling tidak menguasai top ten bank ya," ungkap Chairul.

Menanggapi CIMB Malaysia yang melakukan merger dengan perbankan di Malaysia, Chairul melihat fenomena tersebut hal yang wajar. Sebab, perbankan Malaysia sedang dalam persiapan melakukan pengembangan yang besar.

"Ya kan memang tren ke depan perbankan itu sebaiknya e- sizing nya besar," papar Chairul.

Berita Rekomendasi

Bos CT Corp menjelaskan merger perbankan Malaysia antara CIMB dengan dua instansi finansial memang mengarah kepada sebuah arsitektur perbankan yang besar. Trend tersebut dinilai Chairul sebagai hal global.

"Bukan hanya dilakukan di Malaysia. Dilakukan banyak di Amerika, di Eropa, dan sekarang dilakukan di Asia," kata Chairul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas